Bisnis.com, JAKARTA - PT MNC Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level 7.150 pada 2022. Dengan proyeksi tersebut, MNC Sekuritas telah memiliki beberapa saham pilihan di tahun depan.
Pj. Head of Research MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan, tren investasi saham-saham berbasis environment, social, and government (ESG) meningkat akhir-akhir ini. Dengan tren ini, menurutnya investor bisa memilih saham blue chip untuk ESG stock, seperti perbankan.
"Ada beberapa saham perbankan big caps, seperti BBRI, BBNI, dan BMRI," ujar Victoria, Selasa (21/12/2021).
Saham pilihan selanjutnya, ada di saham telekomunikasi. Dia berharap setelah konsolidasi, operator telekomunikasi akan jauh lebih kondusif. Selain itu, menurutnya pandemi membawa perubahan struktural akan gaya hidup masyarakat.
MNC Sekuritas pun memperkirakan trafik data tahun depan masih akan meningkat. MNC Sekuritas merekomendasikan beberapa saham di sektor ini seperti TLKM yang memiliki portofolio bisnis yang kuat, EXCL yang tengah mencoba masuk ke bisnis fixed broadband melalui akuisisi Linknet, dan TOWR yang mempunyai portofolio menara yang besar.
Kemudian, di perbankan digital, Victoria merekomendasikan saham AGRO dan ARTO. Pihaknya merekomendasikan ARTO karena memiliki ekosistem ride hailing, dan akan meluncurkan bisnis lending di 2022. Sementara, AGRO didukung ekosistem yang besar dari induknya, yang memiliki agen BRIlink.
Baca Juga
"Sektor selanjutnya, properti karena adanya LTV yang rendah, suku bunga menarik bagi market. Kami merekomendasikan BSDE dan CTRA yang memang memiliki porsi residensial properti yang banyak," ucapnya.
Sementara dari valued stock, menurutnya ada beberapa saham yang menarik dicermati. Pertama, adalah ASII karena memiliki diversifikasi bisnis yang cukup bagus.
Saham lainnya, adalah ERAA yang menurutnya akan diuntungkan regulasi IMEI. Selain itu, Victoria melihat ERAA punya portofolio yang banyak, khususnya di high end brand portofolio.
Rekomendasi saham terakhir adalah emiten produsen keramik, ARNA. Menurutnya, ARNA memiliki outlook positif yang berasal dari permintaan properti residensial.
"ARNA sendiri juga sudah melakukan efisiensi yang cukup bagus. Kemudian kita lihat lagi ada ekspansi di 2023 nanti, yang akan meningkatkan top line dan bottom line ARNA," tuturnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.