Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepak Terjang Otto Toto Sugiri, Miliarder Teknologi Indonesia Pendiri DCI

Dikenal sebagai “Bill Gates Indonesia”, simak profil dan perjalanan karier Otto Toto Sugiri, pengusaha sekaligus pendiri perusahaan pusat data terbesar di Indonesia.
Otto Toto Sugiri, mendulang kekayaan berkat saham data center PT DCI Indonesia Tbk. (DCII).
Otto Toto Sugiri, mendulang kekayaan berkat saham data center PT DCI Indonesia Tbk. (DCII).

Bisnis.com, JAKARTA - Otto Toto Sugiri merupakan pengusaha kawakan yang sudah berkecimpung cukup lama di bidang teknologi.

Fokus pada bisnis pusat data, ia pun akhirnya membangun DCI, perusahaan pusat data terbesar di Indonesia.

Sugiri yang dikenal sebagai “Bill Gates Indonesia”, telah memiliki pengalaman lebih dari empat dekade di industri teknologi Indonesia.

Diketahui, ia menempuh gelar sarjana teknik elektro dan master teknik komputer dari RWTH Aachen University Jerman.

Pada 1980, ia memutuskan kembali ke Indonesia untuk merawat Ibunya, yang kemudian meninggal dunia.

Sugiri kemudian tinggal di Indonesia, melakukan berbagai hal seperti menulis software dan bergabung dengan bank.

Pada 1989, Sugiri kemudian membangun perusahaan perangkat lunaknya sendiri, yakni Sigma Cipta Caraka.

Pria yang akrab disapa Toto itu kemudian bergabung dengan enam mantan pegawai di Bank sebelumnya, termasuk dengan Marina Budiman yang saat ini menjabat sebagai komisaris DCI.

Pada saat Sigma Cipta Caraka dibangun, momen ini tepat dengan pemerintah yang baru saja menderegulasi industri perbankan, yang menyebabkan banyak bank-bank baru yang membutuhkan dukungan IT dan menguntungkan dalam delapan tahun pertama.

Dengan momen tersebut, perusahaannya mendapatkan untung dalam delapan tahun pertama.
Klien pertamanya adalah Sigma, distributor untuk IBM yang menjadi penghasil pendapatan utama perusahaan sehingga menjadi program miliknya sendiri.

Kemudian, seorang teman Sugiri mempunya ide untuk memulai penyedia layanan internet pertama di Indonesia.

Hal ini untuk memudahkan pelajar Indonesia dalam mengakses materi dikarenakan pada saat itu buku masih mahal dan membutuhkan waktu untuk sampai ke Indonesia.

Pada tahun 1994, lahirlah Indointernet yang dapat diakses oleh semua orang di Indonesia.

Kemudian, pada tahun 2000 Sugiri membentuk BaliCamp, anak perusahaan dari Sigma. Salah satu proyek BaliCamp yakni membantu pemeriksa ejaan Bahasa Indonesia untuk Microsoft.

Meskipun terus mengalami perkembangan yang signifikan, BaliCamp ditutup setelah adanya insiden bom bali pada 2002.

Di sisi lain, Sigma masih berjalan dengan kuat hingga bertahan dari krisis. Hingga puncaknya, perusahaan tersebut menghasilkan pendapatan sebesar US$21 juta atau Rp302 miliar dengan 50 klien.

Pada 2008, Sugiri menjual 80 persen kepemilikan di Sigma ke Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan dua tahun kemudian menjual sisa sahamnya seharga US$9 juta atau Rp129 miliar dan berpikir untuk pensiun.

Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia mengumumkan niatnya untuk menggunakan data Indonesia di darat, Sugiri melihat peluang dan bersama enam orang lainnya meluncurkan DCI.

Untuk mendapatkan klien yang besar dan terbaik, Sugiri memastikan mendapatkan sertifikasi tertinggi industri data global pada tahun 2014, yakni sertifikasi Tier IV.

DCI Kemudian terus berkembang. Melalui ikatan dengan grup salim, ekspansi besar-besaran sedang direncanakan untuk DCI.

Dilansir dari Forbes, Kevin Imboden yang berbasis di San Francisco, direktur penelitian untuk kelompok penasihat pusat data global Cushman & Wakefield mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat regional.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper