Bisnis.com, JAKARTA — Edukasi dan promosi terkait prinsip environmental, social, and governance (ESG) masih perlu dikembangkan guna meningkatkan minat investor dan pelaku pasar terhadap produk-produk reksa dana berbasis indeks ESG.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, bila dilihat dari jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM), reksa dana berbasis indeks-indeks ESG belum banyak dilirik oleh para investor. Pasalnya, jumlah AUM jenis produk ini masih dibawah Rp1 triliun.
Data dari Infovesta Utama mencatat, hingga akhir November 2021 jumlah dana kelolaan produk-produk reksa dana dan exchange traded funds (ETF) dengan aset dasar indeks ESG sebesar Rp685,63 miliar.
“Kehadiran produk-produk dengan underlying indeks ESG ini memang terbilang baru. ESG sendiri baru terdengar gaungnya di Indonesia sekitar 2 tahun lalu,” jelasnya saat dihubungi pekan ini.
Para pemangku kepentingan, lanjut dia, terkait perlu meningkatkan promosi terkait aspek-aspek investasi berkelanjutan serta prinsip ESG. Selain itu, edukasi masyarakat dan investor juga perlu ditingkatkan guna meningkatkan kesadaran terhadap kehadiran produk-produk baru yang berkaitan dengan ESG.
Menurut Wawan, produk-produk reksa dana berbasis ESG memiliki prospek yang positif. Hal ini seiring dengan outlook positif terkait pemulihan ekonomi global dan Indonesia.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa konstituen pada indeks-indeks ESG umumnya adalah perusahaan-perusahaan yang sudah matang (mature) dan telah memenuhi persyaratan terkait aspek-aspek keberlanjutan. Kematangan tersebut membuat kebanyakan penghuni indeks-indeks ESG adalah perusahaan big caps dengan fundamental yang optimal.
”Dengan profil indeks yang tidak begitu berbeda jauh dengan indeks besar seperti IDX30, kinerja indeks-indeks ESG ini akan positif seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia. Ini akan ikut meningkatkan performa produk reksa dana dengan indeks ESG,” paparnya