Bisnis.com, JAKARTA - Kendati bergerak di bawah harga IPO, Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masih mendapatkan rekomendasi beli dengan target harga Rp1.200 per unit.
Pada penutupan perdagangan Rabu (15/12/2021), emiten berkode MTEL ini ditutup stagnan pada level 775. Harga tersebut masih turun dari harga saat IPO di level 800. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp64,72 triliun.
Analis Pasar Modal PT Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih mengemukakan rekomendasi beli terhadap MTL didukung antara lain oleh kinerja MTEL selama sembilan bulan pertama 2021.
Kedua analis itu memperkirakan kinerja MTEL solid selama periode Januari hingga September 2021. Perkiraan ini sejalan dengan jumlah menara yang dimiliki oleh MTEL yang menjangkau ke seluruh pelosok negeri.
Nicholas dan Raymond memperkirakan, pendapatan MTEL sebesar Rp5 triliun per September 2021, naik 14 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp4,38 triliun.
EBITDA MTEL diperkirakan meningkat 33,8 persen, dari Rp2,88 triliun per September 2020 menjadi Rp3,85 triliun per September 2021. Adapun laba bersih MTEL diestimasikan melonjak 128,1 persen, dari Rp439 miliar per September 2020 menjadi Rp1 triliun per September 2021.
Menurut kedua analis itu, pendapatan MTEL selama triwulan III 2021 (Juli-September 2021) sekitar Rp1,8 triliun, naik 20% dari periode sama tahun 2020 sebesar Rp1,5 triliun.
"Kami memperkirakan laba bersih MTEL pada triwulan III 2021 sebesar Rp299 miliar, naik 4,9%, dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp285 miliar," katanya, dikutip Rabu (15/12/2021).
Dalam jangka panjang, menurut Nicholas dan Raymond, pertumbuhan bisnis menara di Indonesia masih menjanjikan dan bahkan tumbuh pesat. Hal ini didorong oleh lalu lintas data serta penerapan layanan 5G.
Untuk bisnis menara, MTEL adalah salah satu pemain terbesar di Indonesia. Ke depan, MTEL akan mendapatkan banyak manfaat dari potensi peningkatan peluang pertumbuhan organik.
Sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 28.000 menara, Mitratel akan diuntungkan oleh agresifnya pengembangan 5G oleh operator telekomunikasi hingga ke pelosok Indonesia.
Baca Juga
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.