Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN memastikan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel terus melanjutkan ekspansinya usai menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengemukakan IPO Mitratel sudah dilakukan pada 22 November 2021. Usai IPO, anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) itu masih mengalami tekanan. Tapi, perbaikan akan terus dilakukan.
“Kalau kita lihat pada tahun 2021, ada Mitratel yang sudah IPO. Memang hari ini masih mendapat tekanan. Namun, kami confident, akan terus melakukan perbaikan,” jelasnya, dikutip Jumat (3/12/2021).
Menurut Erick, sebagai provider di bidang bisnis menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur, Mitratel terus bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika menjangkau daerah-daerah yang belum mendapatkan WiFi atau mendapatkan akses digital.
“Kita tahu, kita sedang menghadapi second wave digital hari ini, dimana edu-tech, health tech akan masuk. Kemarin, kita ribut mengenai pinjaman online (pinjol), salah satunya. Ya itu juga fintech, yang suka tidak suka akan masuk menjadi penetrasi yang harus kita seimbangkan,” papar Erick.
Oleh karena itu, Mitratel tak hanya melanjutkan ekspansi, tapi juga memperkuat fondasi pada digital nasional. Bagi Mitratel, IPO tidah hanya bertujuan memperkuat keuangan saja, tapi juga infrastrukturnya.
Baca Juga
“Dengan perubahan strategi daripada Telkom yang sekarang lebih kepada B2B, di mana Telkom lebih memperkuat infrastruktur seperti fiber optic, tower, data center, cloud, yang memang ke depan sangat diperlukan sebagai ketahanan kepada digital nasional. Kita bisa lihat sekarang, Telkom secara valuasi sudah tembus Rp411 triliun," urainya.
Kinerja dan valuasi tersebut terbaik selama sejarah Telkom berdiri. Erick Thohir menilai remodeling Telkom dan penguatan anak-anak perusahaan seperti Mitratel untuk IPO, pada akhirnya memperkuat struktur TLKM.