Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global sedikit menguat pada akhir perdagangan Senin (13/12/2021) waktu New York, karena investor menyesuaikan posisi menjelang pertemuan bank-bank sentral utama minggu ini.
Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan memberi sinyal percepatan dalam langkah-langkah mengurangi dukungan ekonomi era pandemi.
Mengutip Antara, Selasa (14/12/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terkerek US$3,5 atau 0,2 persen, menjadi ditutup pada US$1.788,30 per ounce. Emas spot juga menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di US$1.786,19 per ounce pada pukul 18.48 GMT.
Akhir pekan lalu, Jumat (10/12/2021), emas berjangka terdongkrak US$8,1 atau 0,46 persen menjadi US$1.784,80, setelah jatuh US$8,8 atau 0,49 persen menjadi US$1.776,70 pada Kamis (9/12/2021), dan naik tipis US$0,8 atau 0,04 persen menjadi US$1,785,50 pada Rabu (8/12/2021).
"Ini hari yang cukup tenang untuk emas karena pasar menunggu pertemuan FOMC untuk melihat apa yang bank sentral katakan tentang inflasi dan suku bunga," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Baca Juga
Menurutnya, fakta bahwa tidak ada yang memperkirakan kenaikan suku bunga minggu ini oleh bank sentral mana pun memberikan dukungan untuk emas. Namun jika The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga segera pada kuartal berikutnya, emas bisa lebih dari US$1.800 pada akhir tahun.
Mencegah emas lolos dari kisaran US$1.760-1.795 baru-baru ini, adalah menguatnya dolar, membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.
"Dalam jangka pendek hingga menengah, emas tidak akan kemana-mana sampai kita mendapatkan gambaran tentang seberapa besar Fed mempercepat tapering dan apakah mereka sangat hawkish dalam pernyataan mereka," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets Inggris.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Selain The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, dan Bank Sentral Jepang juga dijadwalkan bertemu pekan ini.
Emas mungkin melemah pada paruh pertama 2022 saat siklus kenaikan suku bunga dimulai, Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan, memperkirakan emas di US$1.900 pada akhir 2022, sekitar 200 dolar lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Sementara itu, penyebaran varian Omicron Covid-19 semakin mendukung emas. Menteri Kesehatan Inggris pada Senin (13/12/2021) menyatakan bahwa jumlah kasus baru Omicron di negara itu berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 13,3 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada US$22,328 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$9,6 atau 1,03 persen, menjadi ditutup pada US$924,6 per ounce.