Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Amerika Memanas, Harga Emas Kembali Mantul

Emas juga mendapat kekuatan dari penurunan dolar, yang meningkatkan daya tariknya bagi pembeli luar negeri, dan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global berbalik menguat pada akhir perdagangan Jumat (10/12/2021) waktu New York, lantaran daya tarik aset safe-haven terdorong kenaikan harga konsumen AS.

Mengutip Antara, Sabtu (11/12/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$8,1 atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada US$1.784,80 per ounce. Harga emas spot juga menguat 0,5 persen menjadi diperdagangkan di US$1.782,44 per ounce pada pukul 18.38 GMT.

Sehari sebelumnya, Kamis (9/12/2021), emas berjangka jatuh US$8,8 atau 0,49 persen menjadi US$1.776,70, setelah naik tipis US$0,8 atau 0,04 persen menjadi US$1,785,50 pada Rabu (8/12/2021), dan menguat US$5,2 atau 0,29 persen menjadi US$1.784,70 pada Selasa (7/12/2021).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (10/12/2021) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS meningkat 0,8 persen pada November, lebih tinggi dari kenaikan 0,7 persen yang diperkirakan oleh para ekonom. Dalam 12 bulan hingga November, IHK melonjak 6,8 persen, kenaikan tahunan terbesar sejak Juni 1982 dan mengikuti kenaikan 6,2 persen pada Oktober.

"Laporan inflasi terbaru tidak sepanas yang diperkirakan beberapa orang dan itu akan menjaga ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve antara dua atau tiga kenaikan suku bunga pada 2022," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Emas juga mendapat kekuatan dari penurunan dolar, yang meningkatkan daya tariknya bagi pembeli luar negeri, dan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah data menunjukkan harga konsumen AS meningkat lebih lanjut pada November 2021.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak berbunga.

"Potensi kenaikan suku bunga memang menyeret pasar emas, tetapi tema fundamental yang mendasarinya adalah tekanan inflasi, yang akan mendukung," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Fokus pelaku pasar sekarang adalah pada pertemuan kebijakan The Fed pada 14-15 Desember.

Kenaikan emas agak dibatasi karena perkiraan awal indeks sentimen konsumen yang dirilis Jumat (10/12/2021) oleh University of Michigan naik menjadi 70,4 pada Desember dari 67,4 pada November. Angka tersebut juga lebih tinggi dari perkiraan 68,0 dari para ekonom.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 18,2 sen atau 0,83 persen, menjadi ditutup pada US$22,195 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$3,5 atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada US$934,2 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper