Bisnis.com, JAKARTA - PT BNI Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal melaju ke level 7.400 pada tahun depan.
Saham dari sektor ekonomi lama (old economy) maupun ekonomi baru (new economy) disebut akan menyemarakkan performa IHSG tahun depan.
Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan kondisi pandemi di Indonesia yang terkendali berpotensi melonggarkan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah.
Dengan kata lain, perekonomian dapat kembali dibuka seperti sedia kala sehingga bakal dapat menguntungkan saham-saham ekonomi lama yang tergabung dalam indeks LQ45.
“Sejak kasus Covid-19 kita turun banyak, saham big caps dari old economy baru-baru ini perform lagi. Menurut saya, saham old economy tahun depan bisa perform lebih bagus apabila kondisi pandemi terus terkendali,” kata Kim kepada Bisnis, Jumat (10/12/2021).
Adapun, BNI Sekuritas masih merekomendasikan saham-saham perbankan dan telco dari keluarga indeks LQ45 seperti BMRI, BBRI, dan TLKM untuk dicermati pada tahun depan.
Baca Juga
Lebih lanjut, laju kenaikan indeks LQ45 yang lebih lambat dibandingkan IHSG disebut Kim salah satunya disebabkan oleh investor beralih fokus ke saham-saham yang diuntungkan dari kondisi pandemi seperti saham sektor teknologi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks LQ45 menguat 1,47 persen menjadi 948,61 sejak awal tahun per 10 Desember 2021 (year-to-date). Namun, sejak enam bulan terakhir kinerjanya menguat 4,77 persen.
Realisasi itu underperform dibandingkan IHSG yang sudah menguat 11,27 persen ytd menjadi 6.652,92. Sejak enam bulan terakhi, IHSG juga naik lebih tinggi dibandingkan indeks LQ45 sebesar 8,93 persen.
Dari seluruh indeks saham yang ada di Bursa Efek Indonesia, indeks saham sektor teknologi atau IDX Sector Technology menjadi jawara dengan kinerja paling moncer sejak awal tahun sebesar 706,59 persen.
Dengan prospek saham ekonomi lama dan ekonomi baru akan sama-sama tampil menguat pada tahun depan, BNI Sekuritas pun memasang target IHSG mencapai 7.400 hingga akhir 2022.
“Target ini dipasang karena beberapa hal, pertama dari pembukaan ekonomi yang terus berlanjut, kedua laba emiten di IHSG diperkirakan naik 17 persen, serta prospek IPO dari GoTo Group,” ujar Kim.