Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Gak Jadi Jeblok, Saham BBCA Masih Tangguh

IHSG terpantau naik 0,14 persen atau 8,99 poin ke level 6.652,92 pada penutupan perdagangan.
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat jelang akhir perdagangan hari ini, Jumat (10/12/2021), setelah cenderung terjerembab di zona merah sepanjang sesi.

IHSG terpantau naik 0,14 persen atau 8,99 poin ke level 6.652,92. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.605,42-6.652,92.

Sebanyak 252 saham menguat, 260 saham melemah, dan 164 saham stagnan. Total transaksi jelang penutupan mencapai Rp12,08 triliun, dengan investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net sell senilai Rp701,02 miliar.

Investor asing terlihat paling banyak melepas saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net sell Rp287,1 miliar. Namun, saham BBCA berhasil menguat pada akhir perdagangan dan ditutup naik 0,34 persen atau 25 poin menjadi Rp7.375.

Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell mencapai Rp204,7 miliar, disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan net sell sebesar Rp171,6 miliar. Saham BBRI turun 1,43 persen dan BMRI koreksi 2,04 persen.

Di sisi lain, investor asing memburu saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dengan net buy Rp106,3 miliar. saham ARTO naik 1,43 persen atau 225 poin menju Rp15.950.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan peluang kenaikan yang terjadi dalam pergerakan IHSG saat ini terlihat cukup terbatas, namun rentang konsolidasi telah berhasil digeser ke arah yang lebih baik.

“Risiko terhadap potensi terjadinya koreksi jangka pendek tetap perlu diwaspadai mengingat capital inflow yang belum terlihat melaju secara signifikan ke dalam pasar modal Indonesia,” tulis William dalam risetnya, dikutip Jumat (10/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper