Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level 7.600 pada 2022. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan preferensi investor untuk kelas aset ekuitas pasar negara berkembang.
Kepala Riset Mirae Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya mengatakan, aliran masuk investor asing ke pasar saham Indonesia kemungkinan akan berlanjut pada 2022.
"Sebagai negara dengan eksposur ekspor komoditas yang besar, Indonesia menikmati nilai ekspor yang lebih tinggi selama siklus naik komoditas, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang lebih tinggi," kata Hariyanto, Selasa (7/12/2021).
Secara historis, kata dia, inflow asing ke ekuitas Indonesia meningkat ketika harga komoditas lebih tinggi seperti yang ditunjukkan selama 2013-2014 dan 2020-2021.
Dia melanjutkan, dampak positif dari harga CPO yang menguntungkan akan dimulai pada 2022, ketika para petani kecil perkebunan CPO cenderung meningkatkan tabungan mereka pada 2021, mulai membelanjakan uang mereka pada 2022.
Total simpanan dan simpanan dalam sistem perbankan Indonesia meningkat sekitar Rp602 triliun selama pandemi, yang akan meningkatkan pengeluaran ketika kepercayaan konsumen Indonesia pulih.
Baca Juga
Sementara, normalisasi kebijakan moneter The Fed menurutnya memiliki dampak yang relatif terbatas terhadap IHSG.
"Untuk memerangi inflasi yang sangat tinggi, The Fed kemungkinan akan mempercepat jadwal pengurangan pembelian obligasi bulanan dan menaikkan suku bunga Fed-nya. Belajar dari kebijakan pengetatan terakhir pada 2015-2019, IHSG mampu outperform yang dipimpin oleh sektor perbankan," ucapnya.
Adapun untuk saham pilihan, Mirae Sekuritas memilih dua bank sebagai top picks, yaitu BMRI dan BBRI, serta perusahaan tambang batu bara ADRO ke pilihan utamanya. Ketiga saham ini menggantikan BSDE, DMAS, dan AALI.
"Pilihan utama kami condong ke bank, retailer kelas atas, dan pertambangan batu bara, yang membuka jalan bagi BBNI, BMRI, BBRI, BTPS, BJTM, MAPA, ADRO, dan ITMG," ujar dia.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.