Bisnis.com, JAKARTA - Optimisme terhadap pasar modal Indonesia kian membumbung pada 2022, aktivitas initial public offering (IPO) hingga indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan lebih baik dari tahun ini.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengaku masih optimistis tren pemulihan ekonomi usai Covid-19 masih akan berlanjut pada 2022.
"Dengan asumsi tersebut saya memperkirakan kinerja emiten-emiten juga ikut mengalami pertumbuhan sehingga performa emiten tersebut akan menjadi katalis penguatan bagi harga sahamnya," urainya kepada Bisnis, Selasa (7/12/2021).
Tren penggalangan dana oleh perusahaan melalui jalur IPO diyakini kian menarik pada 2022 seiring dengan suksesnya sejumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021.
Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi nasional dan global menjadi tantangan perusahaan melakukan IPO di antaranya ancaman varian baru Covid-19, percepatan tapering off The Fed, dan penaikan suku bunga AS.
Data OJK menyebutkan hingga 16 November 2021 terdapat 40 perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Total penggalangan dana IPO tersebut senilai Rp50 triliun.
Baca Juga
Total dana tersebut meningkat tajam dibandingkan dengan sepanjang 2020 yang sukses mengantarkan 48 perusahaan IPO, tetapi perusahaan tersebut hanya meraup dana Rp6,07 triliun.
BEI mencatat hingga 16 Agustus 2021, total emiten telah mencapai 740 perusahaan dan diperkirakan bertambah menjadi 764 emiten pada akhir tahun.
"Tantangan tahun 2022 yang paling besar saya lihat adalah pelaksanaan tapering dan kenaikan suku bunga The Fed. Kondisi ini tentu akan memaksa adanya kenaikan tingkat suku bunga dalam negeri," paparnya.
Adapun, selain tappering dan kenaikan suku bunga The Fed, tantangan bagi IHSG masih akan muncul seiring membaiknya perekonomian global, konflik perang dagang bisa akan kembali muncul dan beberapa permasalahan/konflik geopolitik.
Khusus bagi saham yang sudah melantai, dia merekomendasikan sejumlah emiten pada 2022 mendatang yakni first liner diisi BBRI, ASII, BSDE, TLKM, INKP, INDF, UNTR, dan PGAS.
Saham-saham second liner pilihannya yakni ERAA, BBKP, KRAS, dan ITMG. Adapun, saham third liner pilihannya yakni SMDR, BMTR, dan ISSP.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.