Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah berisiko semakin melemah pada pekan depan ke level Rp14.500-an.
Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.419 di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (3/12/2021). Dengan penutupan ini, rupiah tercatat telah ditutup melemah selama 4 hari berturut-turut.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpotensi kembali melemah ke Rp14.550 pada pekan depan.
"Potensi pelemahan rupiah ke Rp14.550 masih terbuka. Sementara support di kisaran Rp14.350 pekan depan," kata Ariston, dihubungi Jumat (3/12/2021).
Dia menjelaskan, isu percepatan tapering oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, akan memicu kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih cepat, menjadi sentimen utama pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Isu lainnya yang juga menurutnya mendorong pelemahan rupiah adalah kekhawatiran pasar terhadap penyebaran varian baru Covid-19 Omicron yang bisa memicu gelombang pandemi baru.
Baca Juga
"Dari dalam negeri, kisruh UU Cipta Kerja kemungkinan memberikan sentimen negatif ke rupiah pekan depan," ucapnya.
Selain itu, kata dia, malam ini terdapat acara rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah. Apabila data menunjukkan hasil yang lebih bagus dari prediksi, maka menurut Ariston, dolar AS bisa kembali menguat dan rupiah bisa tertekan pekan depan.