Bisnis.com, JAKARTA - Perkuat lini bisnis lelang kendaraan, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) meningkatkan kepemilikan saham di PT JBA Indonesia dengan nilai setara Rp206,69 miliar.
Corporate Secretary Adi Sarana Armada Hindra Tanujaya menjelaskan melalui anak usaha langsung perseroan, PT Autopedia Sukses Lestar (ASL), emiten berkode ASSA ini membeli saham milik Japan Bike Auction Company (JBAC) di PT JBA Indonesia.
"Dengan pembelian saham JBAC oleh ASL di JBAI, kepemilikan saham ASL di JBAI menjadi lebih besar dan diharapkan dapat memberikan manfaat finansial kepada perseroan apabila JBAI memiliki laba positif," paparnya, Rabu (1/12/2021).
Autopedia membeli saham sebanyak 4.509 lembar saham dengan nilai transaksi sebesar 1,67 miliar yen Jepang atau setara dengan Rp206.695.900.000. Pembelian berdasarkan AKta Pengalihan Saham No.145 tanggal 26 November 2021.
Setelah transaksi tersebut, susunan pemegang saham di PT JBA Indonesia menjadi ASL sebanyak 84,4 persen dengan jumlah saham 11,39 miliar lembar saham. Selanjutnya, Mitsui & Co.Ltd. memegang 7,8 persen dan PT Summit Auto Group sebesar 7,8 persen.
Sebelumnya, ASSA memberikan pinjaman kepada anak usahanya PT Autopedia Sukses Lestari sebesar Rp225 miliar. Pinjaman ini guna kembali mengaktifkan bisnis perusahaan.
Baca Juga
Hindra Tanujaya menuturkan perseroan memberikan kredit kepada anak usahanya tersebut agar dapat kembali beroperasi.
"Nilai transaksi Adi Sarana Armada memberikan pinjaman sebesar Rp225 miliar dengan bunga pinjaman sebesar 8,25 persen per tahun selama 5 tahun ke depan sejak 29 Oktober 2021 sampai dengan 28 Oktober 2026," urainya dalam keterbukaan informasi, Selasa (2/11/2021).
Anak usahanya ini sebelumnya bernama PT Adi Sarana Lelang dan sudah berganti nama menjadi PT Autopedia Sukses Lestari dan berdasarkan akta pernyataan keputusan pemegang saham No.7 per tanggal 4 Oktober 2021.
Selain itu, Autopedia Sukses Lestari ini tengah dalam proses menjadi perusahaan terbuka dan merupakan anak usaha ASSA yang dimiliki sahamnya sebanyak 97 persen.
"Sejak Maret 2019, ASL sudah tidak melakukan kegiatan usaha. Namun, saat ini ASL akan beroperasi kembali, dengan demikian ASL membutuhkan dana sebagai modal kerja untuk operasional," jelasnya.
Lebih lanjut, ASSA sebagai induk usaha berencana memberikan pinjaman dana kepada ASL karena tidak memungkinkan bagi anak usahanya tersebut melakukan pinjaman ke bank. Alasannya, ASL tidak memiliki aset sebagai jaminan pinjaman.
"Selain itu, apabila meminjam dana dari pemegang saham atau dari pihak ketiga seperti private company, akan menimbulkan tambahan beban bunga secara konsolidasi," paparnya.
Transaksi afiliasi ini pun sudah mendapatkan penilaian wajar dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Felix Sutandar dan rekan (FSR).