Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang 9 bulan pertama 2021 seiring dengan peningkatan harga jual batu bara.
ADRO per September 2021 membukukan pendapatan usaha US$2,57 miliar atau sekitar Rp36,7 triliun (estimasi kurs Rp14.285,7 per dolar AS). Pendapatan ADRO naik 31 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$1,95 miliar per September 2020.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir mengatakan peningkatan pendapatan Adaro Energy terutama berasal dari peningkatan rata-rata harga jual batu bara (ASP) sebesar 42 persen yoy.
Dari sisi operasional, ADRO memproduksi hampir 40 juta ton batu bara, turun 4 persen yoy, sedangkan penjualan 38,86 juta ton, turun 5 persen yoy.
"Peningkatan harga jual batu bara menopang pendapatan Adaro," paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (31/11/2021).
Adaro mencatat peningkatan profitabilitas berkat kondisi pasar batu bara yang lebih baik. ADRO juga mempertahankan operasi yang kuat dan efisien serta berfokus pada keunggulan operasional. Ebitda operasional ADRO mencapai US$1,15 miliar per September 2021, naik 70 persen yoy dari sebelumnya US$676 juta.
Baca Juga
Garibaldi pun merevisi target Ebitda operasional ADRO sampai akhir 2021 di kisaran US$1,75 miliar-US$1,9 miliar. Sebelumnya, ADRO menargetkan Ebitda operasional pada 2021 di rentang US$750 juta-US$900 juta.
Sementara itu, Adaro mencatatkan laba bersih US$420,9 juta per September 2021 atau setara Rp6,01 triliun. Laba bersih tersebut naik 284,81 persen yoy dari sebelumnya US$109,38 juta.
Adapun, laba inti naik 98 persen menjadi 644 juta dari sebelumnya US$326 juta per September 2020. Laba inti dihitung tanpa memasukkan komponen non operasional setelah pajak, yang di antaranya meliputi rugi derivatif instrumen keuangan, rugi penurunan nilai pinjaman kepada pihak terafiliasi, rugi penurunan nilai aset tetap, dan rugi penurunan nilai investasi pada perusahaan patungan yang terkait dengan investasi pada aset batu bara CV (nilai kalor) rendah di Kalimantan Timur
Total aset ADRO per September 2021 mencapai US$7,12 miliar, naik dari akhir 2020 senilai US$6,38 miliar. Aset terdiri atas ekuitas US$4,32 miliar dan liabilitas US$2,79 miliar.