Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat, Saham GZCO, KBAG & LUCK Paling Mantul

Tercatat, 228 saham menguat, 278 saham melemah dan 166 saham bergerak stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (25/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB IHSG ditutup menguat 0,24 persen pada posisi 6.699,34. IHSG sempat menyentuh level tertingginya pada 6.751 pada perdagangan hari ini.

Tercatat, 228 saham menguat, 278 saham melemah dan 166 saham bergerak stagnan. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell sebesar Rp24,12 miliar

PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) menjadi top gainers teratas pada hari ini dengan kenaikan 34 persen ke Rp67. Menyusul di belakangnya adalah PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) dan PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) dengan penguatan masing-masing 27,55 persen dan 25 persen,

Investor asing tercatat menjual saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sebesar Rp147,2 miliar, atau yang terbanyak hingga penutupan perdagangan. Menyusul dibelakangnya adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL) senilai Rp37 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp35,9 miliar.

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat IHSG berpeluang menguat terbatas dan diperdagangkan di level 6.650-6.754.

Saham yang menjadi rekomendasi Pilarmas Investindo Sekuritas hari ini adalah TLKM dan POWR.

Lebih lanjut, Nico mengatakan pejabat The Fed pada pertemuan awal bulan ini menyatakan keprihatinannya mengenai inflasi dan akhirnya mengatakan bersedia menaikkan tingkat suku bunga lebih cepat jika harga terus menerus mengalami peningkatan.

"Saat ini, inflasi yang berjalan di atas 6 persen dan yang tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir menjadi perhatian para pejabat The Fed," kata Nico dalam risetnya, Kamis (25/11/2021).

Namun, beberapa pejabat The Fed juga mengatakan, The Fed bersedia untuk membiarkan inflasi menjadi lebih panas dari biasanya untuk mendorong ketenagakerjaan membaik. Akan tetapi, pelaku pasar dan investor melihat bahwa The Fed harus bertindak lebih agresif, agar inflasi terlihat dapat dikendalikan.

"Meskipun kami yakin, sekalipun The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga secara cepat, tetapi, inflasi terlihat terkendali di bawah The Fed," ujarnya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia menyampaikan pemulihan ekonomi global masih akan berlanjut hingga tahun 2022. Hal ini tercermin dari ekonomi negara-negara di Eropa dan Jepang yang mulai menyusul Amerika Serikat, sementara di emerging market, ekonomi India, dan ASEAN mulai menyusul China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper