Bisnis.com, JAKARTA – Sekalipun harga emas global bergerak di zona hijau, kini posisinya masih parkir di bawah US$1.800 per troy ons setelah menguatnya tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun.
Pada perdagangan Rabu (24/11/2021) siang sesi Asia, harga emas Comex tercatat naik 10,50 poin atau 0,59 persen ke US$1.796,80 per troy ons. Sementara harga emas spot naik 4,16 poina tau 0,23 persen ke US$1.793,32 per troy ons.
Tim Riset Indonesia Commodity dan Derivative Exchange (ICDX) mengatakan, kenaikan imbal hasil obligasi AS tersebut membuat aset emas kurang menarik, dengan membuat biaya memegang aset emas menjadi lebih tinggi dibandingkan menyimpan obligasi pemerintah AS.
“Salah satu penyebab naiknya imbal hasil obligasi AS adalah harapan pasar yang kembali naik atas peluang bahwa the Fed akan mempercepat proses normalisasi suku bunga AS untuk melawan efek dari naiknya tingkat inflasi yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir,” tulisnya dalam riset harian.
Adapun, terdapat dua data yang juga menjadi fokus pelaku pasar, di antaranya adalah data GDP AS dengan proyeksi mengalami percepatan pertumbuhan serta data inflasi melalui rilis data Core PCE yang juga diharapkan akan mengalami kenaikan pertumbuhan.
“Dengan tekanan tajam yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, resistance terdekat harga emas saat ini berada di area US$1.800 hingga US$1.810, Sedangkan, untuk zona support terdekatnya berada di area US$1.784 hingga US$1.780,” tambahnya.
Baca Juga
Sementara itu, untuk zona resistance terjauhnya berada di areal US$1.825 dan support terjauhnya berada di areal US$1.770 per troy ons.