Bisnis.com, JAKARTA – Saat ini membeli saham-saham perusahaan multinasional bisa dilakukan di mana saja melalui aplikasi smartphone.
Jadi bukan hal yang tidak mungkin bagi kita semua mengoleksi saham-saham bluechip seperti para perusahaan tercatat di Wall Street termasuk Microsoft, Apple, Google, Meta bahkan Tesla dan SpaceX. Dengan begitu portofolio yang kita miliki lebih beragam tidak hanya berisi perusahaan domestik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis pada Selasa (23/11/2021), mekanisme untuk membeli saham di luar negeri pun tidak sulit selama kalian mengikuti tutorial berikut ini.
1. Memilih Broker Saham Internasional
Sebelum membeli saham perusahaan multinasional, kalian terlebih dulu harus memilih broker saham internasional dulu. Setidaknya ada empat broker internasional yang diizinkan beroperasi. Nanti kita bahas di artikel selanjutnya ya.
Selain itu kalian juga harus memenuhi persyaratan sebelum membeli saham. Seperti, berusia di atas 17 tahun, sudah memiliki pekerjaan dan memiliki rekening.
Baca Juga
2. Menyetor Dana Untuk Transaksi
Setelah memenuhi persyaratan dari broker dan akun kalian telah terverifikasi. Maka langkah selanjutnya adalah menyetorkan dana untuk melakukan transaksi. Setiap broker memberi batas minimal yang berbeda untuk setiap dana rekening.
Dana tersebut bisa disetor melalui transfer bank yang menjadi rekanan sekuritas luar negeri. Namun ingat, karena ada perbedaan waktu antara Indonesia dengan negara-negara lain maka jam perdagangan disesuaikan kembali ya.
3. Melakukan Transaksi Saham
Nah ini adalah bagian yang paling menentukan. Sebab, skema perdagangan tiap bursa tidak selalu sama dengan Bursa Efek Indonesia ya. Contoh sederhana adalah mengenai batas bawah dan batas atas kenaikan suatu saham.
Di Indonesia mekanisme itu diatur dalam skema auto reject atas dan bawah. Sementara di bursa luar negeri, transaksi lebih bebas sehingga bisa naik atau turun puluhan persen dalam satu hari.
Maka itu, sebelum membeli saham lakukan riset terlebih dahulu. Lalu tentukan tujuan dari investasi tersebut. Terakhir, adalah mengatur manajemen resiko dari sebuah portofolio.