Bisnis.com, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) proyeksikan pendapatan sepanjang 2021 tumbuh 30 persen dibandingkan tahun lalu, dengan ditopang oleh tiga lini bisnis pembangunan properti, kesehatan dan properti sewa.
CEO Lippo Karawaci John Riady menuturkan bisnis properti semakin membaik seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan penurunan kasus Covid-19. Menurutnya, sejumlah insentif dari pemerintah, suku bunga rendah, dan tingginya permintaan di segmen milenial menjadi faktor pendorong lainnya.
"LPKR juga optimistis akan mencatatkan pendapatan pra penjualan sebesar Rp4,2 triliun sampai akhir 2021. Hal ini terutama ditopang oleh segmen rumah tapak," papar John dalam keterangan resmi, Rabu (17/11/2021).
Dia menjelaskan permintaan segmen rumah rumah tapak di Lippo Village termasuk tinggi. Selain itu, perseroan sedang mempersiapkan peluncuran produk unggulan Cendana Series terbaru pada akhir November ini.
"Kami memandang optimis bisnis properti pada tahun 2021. Kami juga memproyeksikan pertumbuhan LPKR pada tahun 2021 mencapai 30 persen dibandingkan tahun 2020,” tegas John.
Lebih lanjut, John mengatakan bisnis properti sewa seperti mal juga meningkat signifikan karena mendapat keuntungan dari pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga
"Untuk mendorong pendapatan, LPKR berencana untuk menurunkan diskon sewa mal dari 30 persen menjadi sewa penuh atau tidak ada diskon sewa pada bulan Desember 2021," imbuhnya.
Selain properti, lanjut John, bisnis rumah sakit pun terus menunjukkan sinyal positif dengan semakin seringnya kunjungan untuk perawatan medis non-Covid-19. Saat ini, pendapatan layanan non-Covid-19 di RS Siloam pulih ke tingkat 96 persen.
Menilik laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2021, emiten dengan kode saham LPKR mengalami kenaikan pendapatan sebesar 44,20 persen menjadi Rp10,95 triliun dari posisi Rp7,59 triliun pada kuartal III/2020.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa menyampaikan bahwa pertumbuhan pendapatan LPKR pada 2021 ditopang oleh 3 lini bisnis utama, yakni pembangunan properti, kesehatan, dan properti sewa.
Per September 2021, pendapatan properti LPKR naik 26,2 persen yoy menjadi Rp2,99 triliun, kesehatan naik 46,7 persen yoy menjadi Rp5,89 riliun dan properti sewa naik 71,2 persen yoy menjadi Rp2,07 triliun.
Sampai akhir 2021, LPKR diperkirakan mencatatkan pendapatan sebesar Rp13,88 triliun, naik 16 persen yoy dari periode 2020 yang sebesar Rp11,96 triliun," paparnya.
Yasmin melanjutkan bahwa bisnis properti LPKR terus menunjukkan pertumbuhan dengan pencapaian pra penjualan sebesar Rp3,89 triliun per September 2021, naik 70,7 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut sudah mencapai 92 persen target pra penjualan tahun ini sebesar Rp4,2 triliun.
"Dengan ekspektasi pertumbuhan pendapatan, LPKR setidaknya mampu membukukan laba bersih Rp79 miliar pada 2021.”