Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga energi seperti batu bara dan minyak mentah sepanjang tahun ini disebut tak mempengaruhi kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS).
Direktur Sales dan Operasional PGAS, Faris Aziz mengatakan kenaikan harga minyak gas dan batu bara secara langsung tidak berdampak.
“Karena secara bisnis volumenya sudah diatur oleh pemerintah. Kenaikan harga batu bara juga tidak berdampak pada penjualan di sektor kelistrikan, karena PLN sudah ada DMO untuk batu bara,” jelasnya pada paparan publik, Rabu (17/11/2021).
Dari harga energi, harga gas bumi perseroan masih kompetitif yaitu di level US$7,29 per MMBTU, dibandingkan dengan bahan bakar minyak dan turunannya.
Selain itu, untuk penjualan gas bumi, tahun ini volume niaga gas konsolidasi PGAS per September 2021 sudah mencapai 873 BBTUD, atau naik 8 persen dari periode yang sama tahun lalu.
“Hal ini karena kenaikan konsumsi gas dari banyak sektor, salah satunya industri, antara lain kimia, keramik, dan metal. Secara umum sepanjang 2021 sejalan dalam program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, penyerapan gas oleh pelanggan industri itu meningkat,” tambahnya.
Baca Juga
Untuk proyeksi volume produksi ke depannya, PGN bersinergi dengan PT Badak NGL sebagai pusat LNG untuk melayani permintaan kilang Cilacap dan kilang RU V Balikpapan ketika gas pipa sudah habis.
Gasifikasi terdiri dari RU IV di Cilacap Jawa Tengah, RU VI di Balongan Jawa Barat, dan RU V di Balikpapan.
“Total potensi volume yang akan disalurkan ada 351 BBTUD, kemajuan saat ini PGN telah menandatangai kesepakatan pembelian dan penjualan gas untuk RU IV Balongan dengan volume sampai 30 BBTUD. Kemudian RU IV Cilacap sudah dalam persiapan procurement, dan RU V Balikapapan dalam tender EPC kontraktor,” ujarnya.