Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditopang Pertumbuhan Ekonomi dan Literasi Investor, Prospek Pasar Sukuk Indonesia Cerah

Pasar sukuk di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik selama beberapa tahun terakhir. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, tingkat likuiditas pada instrumen ini juga turut meningkat.
Sukuk ritel/Instagram @djpprkemenkeu
Sukuk ritel/Instagram @djpprkemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan pasar sukuk di Indonesia diyakini semakin kuat pada tahun mendatang. Outlook positif ini didukung oleh prospek pemulihan ekonomi serta literasi masyarakat dan investor terhadap instrumen-instrumen syariah yang semakin optimal.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan, pasar sukuk di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik selama beberapa tahun terakhir. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, tingkat likuiditas pada instrumen ini juga turut meningkat.

“Likuiditas ini terutama ditopang investor dari dalam negeri, karena serapannya juga lebih banyak dari domestik,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (16/11/2021).

Menurut Ramdhan, perkembangan pasar sukuk Indonesia turut ditopang oleh industri-industri terkait. Ia menjelaskan, pertumbuhan instrumen terkait seperti reksa dana syariah, ataupun kemunculan bank-bank syariah turut meningkatkan emisi maupun minat investor terhadap sukuk.

Pertumbuhan minat terhadap sukuk tidak hanya terjadi pada investor besar dan pelaku pasar lainnya, tetapi juga investor ritel. Hal tersebut terlihat dari tingginya angka penjualan sukuk ritel yang ditawarkan pada tahun ini.

“Ini menandakan masyarakat juga semakin teredukasi tentang industri keuangan syariah dan instrumen-instrumen terkait,” lanjutnya.

Ramdhan melanjutkan, prospek pertumbuhan instrumen ini ke depannya sangat positif. Ia mengatakan, jumlah emisi sukuk dan minat investor akan menguat seiring dengan pertumbuhan literasi terhadap instrumen ini serta industri keuangan syariah.

Selain itu, kondisi makroekonomi Indonesia yang diprediksi stabil sepanjang tahun depan juga turut membantu menjaga perkembangan pasar sukuk. Hal ini seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah pandemi virus corona.

“Ke depannya, korporasi juga akan semakin banyak yang emisi sukuk. Sejauh ini, jumlah penerbitnya memang belum tumbuh signifikan dan kebanyakan berasal dari BUMN,” lanjutnya.

Sementara itu, ia mengatakan prospek kenaikan suku bunga global dapat menekan kondisi pasar surat utang Indonesia, baik obligasi konvensional maupun sukuk. Oleh karena itu, ia merekomendasikan para investor untuk mencermati kondisi pasar setiap saat serta mencari sukuk dengan tingkat likuiditas yang optimal.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, nilai akumulasi penerbitan sukuk korporasi hingga September 2021 adalah sebesar Rp65,41 triliun. Sementara, nilai outstanding sukuk korporasi pada periode yang sama senilai Rp37,16 triliun.

Laporan lembaga penyedia data dan infrastruktur pasar keuangan Refinitiv menyebutkan, penerbitan sukuk global mencapai US$147 miliar dalam sembilan bulan pertama 2021.

Dari jumlah tersebut, Indonesia menempati urutan ketiga dari lima negara dengan total penerbitan US$22 miliar. Malaysia menjadi negara dengan emisi sukuk terbesar di dunia dengan total US$58 miliar hingga akhir kuartal III/2021 disusul oleh Arab Saudi dengan jumlah emisi US$32 miliar.

Turki menjadi negara terbesar keempat dalam hal jumlah penerbitan sukuk dengan total US$11 miliar disusul oleh Kuwait dengan nilai emisi US$9 miliar. Sementara, negara-negara lainnya secara keseluruhan menerbitkan sukuk sebesar US$15 miliar.

Laporan tersebut menjelaskan, pasar sukuk Indonesia utamanya ditopang oleh volume penerbitan yang tinggi dari pemerintah. Hal ini seiring dengan tujuan pemerintah memanfaatkan instrumen ini untuk membiayai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Indonesia juga aktif dalam menerbitkan produk-produk sukuk yang inovatif, seperti green sukuk, sustainable sukuk, sukuk ritel, hingga green sukuk ritel,” demikian kutipan laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper