Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GoTo Cetak Volume Transaksi 420 Triliun, Jumlah Mitra Naik 6 Juta Tahun Ini

GoTo fokus dalam mengembangkan tiga pilar unit bisnis yaitu Gojek, Tokopedia dan Gopay.
Logo GoTo, perusahan hasil merger Gojek dan Tokopedia / Twitter
Logo GoTo, perusahan hasil merger Gojek dan Tokopedia / Twitter

Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 2021, perusahaan teknologi GoTo telah membukukan volume transaksi sebanyak 420 triliun dari berbagai macam fitur.

CEO GoTo Group Andre Soelistyo mengungkapkan perseroan telah memproses 420 triliun volume transaksi selama tahun ini. Transaksi tersebut berasal dari unit bisnis e-commerce, layanan servis antar makanan maupun logistik.

Dia pun menambahkan berkat kontribusi perseroan yang telah membantu transisi offline ke digital mampu membuat penjualan para mitra mereka menjadi naik.

“Kalau dilihat dari survey satu tahun terakhir mitra UMKM mendapatkan peningkatan penjualan dibandingkan dengan masa sebelum Covid. Kami lihat dalam dua tahun terakhir ada 6 juta UMKM tambahan di GoFood, Tokopedia atau Gopay,” katanya pada Selasa (16/11/2021).

Andre menambahkan perseroan akan fokus dalam mengembangkan tiga pilar unit bisnis yaitu Gojek, Tokopedia dan Gopay. Menurutnya, tiap pilar bisnis ini memiliki perbedaan yang mencolok.

Sebagai contoh, GoTo sangat menekankan kecepatan dalam penggunaan aplikasi Gojek. Menurutnya semakin lama pengguna dalam menentukan pilihan pada Gojek maka layanan yang diberikan sangat buruk. Sebab berarti menggunakan aplikasi itu tidak mudah bagi user.

Semenatara, Tokopedia membolehkan pengguna untuk berselancar lebih lama pada aplikasi seperti ‘cuci mata’ pada mall. Akan tetapi, lanjutnya, GoTo juga tengah berupaya agar waktu selancar pengguna aplikasi bisa dikonversi menjadi transaksi.

Adapun untuk Gopay, perseroan akan membuat fitur agar para pengguna bisa mengatur keuangan mereka dalam aplikasi tersebut. Di luar pilar bisnis tersebut, lanjutnya, GoTo tidak ada fokus lain agar tidak menjadi distraksi.

Secara tersirat, Andre mengatakan bila produk yang sudah matang kini menjadi tumpuan utama pendapatan perseroan.

“Biasanya produk yang sudah matang seperti ride hailing, logsitik dan segala macam sudah mencapai titik go to market dan edukasi kepada masyrakat bertemu, produk tersebut menjadi profitable,” katanya.

Menurutnya produk yang telah beroperasi antara 5 tahun maka kontribusi telah posiitif. Sementara untuk produk dengan penetrasi yang lemah maka perseroan berinvetasi agar inovasi menjadi lebih baik dan dikenal masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper