Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan harga ayam pedaging dan kenaikan harga jagung membatasi penguatan kinerja emiten-emiten di sektor unggas pada kuartal III/2021. Investor dapat mencermati saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) seiring dengan valuasinya yang menarik.
Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Timothy Gracianov memaparkan, kinerja sejumlah emiten unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), dan PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) pada kuartal III/2021 berada dibawah ekspektasinya.
Menurut Timothy, salah satu sentimen yang mempengaruhi perlambatan kinerja emiten-emiten di sektor unggas adalah penurunan harga ayam pedaging (broiler) pada Juli 2021 lalu. Hal ini terjadi seiring dengan pemberlakuan PPKM darurat dan penyesuaian pasokan yang sempat absen pada bulan Mei.
“Selain itu, tren kenaikan harga jagung juga masih berlanjut beberapa waktu lalu. Hal ini turut berimbas pada naiknya harga bahan baku,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (15/11/2021).
Sementara itu, Timothy menilai salah satu sentimen yang akan mempengaruhi prospek kinerja sektor unggas pada kuartal IV/2021 adalah pergerakan harga ayam broiler.
Ia mengatakan, kebijakan pemerintah untuk memangkas produksi Day old chicken Final Stock (DOC FS) hingga pekan pertama Oktober 2021 akan menstabilkan harga pada kisaran Rp18.000-Rp20.000 per kilogram hingga akhir November mendatang.
Baca Juga
Selain itu, prospek panen raya jagung yang optimal pada awal tahun depan akan membatasi pemulihan kinerja sektor unggas. Ia memprediksi jumlah panen jagung pada Oktober sebesar 2 juta ton yang membuat harga jagung turun pada kisaran Rp5.300 – Rp5.500 per kilogram dari sebelumnya Rp6.000 per kilogram pada September.
Seiring dengan sentimen tersebut, Timothy menyematkan rating overweight untuk sektor unggas. Ia merekomendasikan saham JPFA dengan target harga Rp2.600 hingga akhir 2021.
“Valuasi JPFA masih sangat menarik dengan proyeksi rasio price to equity (P/E) tahun 2021 - 2022 masing-masing sebesar 15,2 kali dan 13,2 kali,” pungkasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.