Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve berencana akan memulai pengurangan program pembelian obligasi atau tapering di akhir bulan ini.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, aksi tapering yang dilakukan The Fed tidak berdampak signifikan ke Indonesia. Menurutnya, saat ini pasar masih lebih fokus pada perbaikan ekonomi.
"Tapering saat ini tidak berdampak signifikan ke Indonesia, market masih lebih fokus ke perbaikan ekonomi," kata Wawan saat dihubungi, Senin (8/11/2021).
Menurutnya, tapering memang berpengaruh ke aliran dana asing yang keluar dari pasar terutama obligasi. Akan tetapi, Wawan menilai dengan skema burden sharing yang dilakukan oleh Bank Indonesia, hal tersebut tidak menjadi masalah.
"Kalaupun asing keluar akan ditampung oleh investor lokal," tutur dia.
Dengan minimnya pengaruh dampak tapering ke pasar ini, Wawan memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini bisa ditutup pada level 6.700.
Baca Juga
Sebagai informasi, The Fed berencana memulai tapering akhir bulan ini dan akan berlanjut pada kecepatan US$15 miliar hingga Desember 2021. Di sisi lain, FOMC mengklarifikasi bahwa dapat mengubah kecepatan tapering sesuai kebutuhan.
Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan tapering tidak akan diikuti oleh kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Dia mengatakan para pejabat dapat bersabar dalam pengetatan.