Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (4/11/2021) setelah Federal Reserve AS dan bank sentral Inggris (BoE) mengindikasikan bahwa mereka tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Harga emas berjangka kontrak Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 29,6 poin atau atau 1,68 persen ke level US$1.793,50 per troy ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (3/11) emas berjangka anjlok 25,5 poin atau 1,43 persen ke US$1.763,90.
Analis pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan the Fed mengindikasikan bahwa mereka mungkin tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, dan itu bullish untuk logam mulia,
Bank sentral AS pada Rabu (3/11) mengisyaratkan bahwa mereka akan tetap bersabar tentang kenaikan suku bunga dan akan mulai memangkas program pembelian obligasi besar-besaran bulan ini.
Setelah itu, bank sentral Inggris mempertahankan juga suku bunga pada Kamis (4/11), mematahkan ekspektasi pasar yang memperkirakan Bank BoE akan menjadi bank sentral besar pertama di dunia yang menaikkan suku bunga setelah pandemi.
"Bank sentral Inggris tidak menaikkan suku bunga, ini menunjukkan bahwa bank sentral saat ini tidak memiliki selera untuk suku bunga yang lebih tinggi," kata Haberkorn, Kamis (4/11/2021).
Baca Juga
Ia menambahkan bahwa emas pada Jumat bisa bergerak menuju US$1.800 hanya berdasarkan sentimen dan analisis teknikal.
Kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, karena suku bunga rendah mengurangi peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.
Analis independen Ross Norman mengatakan permintaan fisik yang kuat untuk emas juga mendukung pasar, karena festival Diwali India umumnya meningkatkan penjualan logam mulia.