Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konglomerasi media dan teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) tengah menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencana mengakuisisi PT Bank Fama International.
Grup Emtek akan mengakuisisi 93 persen saham Bank Fama lewat anak usahanya, PT Elang Media Visitama (EMV), mengutip data prospektus. Rencananya, akuisisi rampung pada 28 Desember 2021.
Terkait hal tersebut, Direktur sekaligus Corporate Secretary Emtek Titi Maria Rusli mengatakan proses akuisisi Bank Fama International masih terus berlangsung. Ia mengatakan, pihaknya tengah menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait beberapa syarat dan ketentuan.
“Kami sedang menunggu dari OJK dan pemenuhan beberapa persyaratan sesuai peraturan yang berlaku,” ujarnya saat dihubungi pada Jumat (5/11/2021).
Titi melanjutkan, akuisisi Bank Fama International dilakukan dengan menggunakan kas internal perseroan. Pihaknya juga belum dapat memastikan waktu pasti akuisisi tersebut rampung.
Mengutip laporan keuangan per September 2021, EMTK mencatatkan ekuitas Rp24,27 triliun, melesat dari Rp12,39 triliun pada akhir 2020. Adapun, kas dan setara kas mencapai Rp5,88 triliun.
Baca Juga
Dalam ringkasan prospektus, tertulis bahwa EMV merupakan perusahaan holding yang bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen. Emtek mengenggam 99,99 persen saham EMV dan 0,00005 persen lainnya dimiliki oleh PT Kreatif Media Karya.
"Pengambilalihan yang diusulkan mewakili investasi strategis oleh EMV dan diharapkan meningkatkan pendapatan di masa depan dan nilai dari EMV," demikian informasi yang dikutip dari ringkasan rancangan pengambilalihan Bank Fama.
Alasan dan tujuan aksi ini dari Bank Fama yaitu dalam rangka memenuhi POJK 12 sehubungan dengan kewajiban modal inti minimum.
Selain itu, aksi ini juga memungkinkan perseroan untuk memanfaatkan kekuatan finansial, jaringan global, serta produk dan keahlian sektoral dari EMV untuk meningkatkan ambisinya dalam bertumbuh.
Aset Bank Fama mencapai Rp1,72 triliun pada 2020, dengan kewajiban Rp714,29 miliar dan ekuitas Rp1 triliun. Pendapatan bunga Rp102,53 miliar dan laba bersih Rp12,11 miliar.