Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana melakukan ekspansi ke Asia tenggara setelah melakukan initial public offering.
Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, perseroan bakal melakukan ekspansi hingga ke kawasan Asia Tenggara serta Asia Pasifik. Menurutnya hal tersebut akan menciptakan value yang maksimal bagi para pemegang saham perseroan.
“Sejalan dengan visi dan misi untuk menjadi leader infrastruktur di Asia Tenggara Mitratel sudah barang tentu siap melakukan ekspansi jangka panjang dan menengah untuk ekspansi ke Asia Tenggara maupun Asia Pasifik,” katanya dalam siaran Youtube pada Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, aksi IPO adalah momentum yang bersejarah karena berhasil merealisasikan mimpi jadi perusahaan terbuka. Di samping itu, perseroan juga ditopang oleh jumlah menara yang lebih dari 28.000 unit.
Theodorus menambahkan melalui IPO dia berharap dapat meningkatkan posisi Mitratel di mata investor regional dan internasional. Selain itu, Mitratel berharap dapat menjadi bagian membangun Indonesia lebih baik.
“Kami yakin dengan jakangkauan yang luas dan ekosistem lengkap mampu membuktikan kinerja keuangan yang baik,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Steven Gunawan mengatakan Mitratel memiliki prospek pertumbuhan yang jelas. Pasalnya perseroan memiliki peluang menumbuhkan rasio tenansi dan juga return on equity (ROE).
Steven menjelaskan rasio tenansi Mitratel sebesar 1,57 kali dibandingkan dengan kompetitor TOWR 1,88 kali, TBIG 1,89 kali. Namun dia optimistis rasio itu akan meningkat karena seluruh dana hasil IPO akan dipakai untuk belanja modal guna mendanai ekspansi usaha.
“Masih ada potensi pertumbuhan jumlah penyewa menara untuk bisa menuju ke 1,9 kali seperti TOWR dan TBIG. Pertumbuhan jumlah penyewa artinya ada potensi kenaikan pendapatan,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (26/10/2021).
Steven menjelaskan dengan semakin tingginya rasio tenansi menara, maka Mitratel mampu mencetak level skala ekonomis baru. Yaitu berpeluang mendongkrak kinerja rasio marjin EBITDA sehingga ROE yang diberikan kembali kepada para pemegang saham bakal meningkat.