Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana campuran dinilai masih memiliki daya tarik dari sisi return meski tidak sepopuler instrumen reksa dana lainnya. Risiko yang cenderung moderat dan variasi strategi pada produk-produk yang ada dapat menjadi nilai tambah bagi pemilik aset.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menyebutkan, sepanjang 2021 pergerakan saham dan obligasi yang cukup dinamis turut mempengaruhi fluktuasi reksa dana campuran. Hal ini karena underlying asset yang ada di reksa dana campuran juga cukup beragam karena kombinasi dari ekuitas, obligasi, dan pasar uang.
“Sentimen sejauh ini yang mempengaruhi dari global dan juga isu terkait tapering yang mempengaruhi pergerakan tingkat suku bunga,” jelasnya saat dihubungi pada Jumat (22/10/2021).
Menurutnya, prospek reksa dana campuran di sisa tahun 2021 masih cukup menarik. Ia menjelaskan, strategi yang diterapkan oleh manajer investasi pada reksa dana campuran cukup beragam.
“Ada reksa dana campuran yang lebih fokus ke saham, ada yang lebih fokus ke obligasi, dan ada juga yang melakukan aset alokasi secara dinamis sesuai dengan volatilitas pasar,” jelasnya.
Dengan variasi strategi tersebut, Guntur mengatakan potensi return dari reksa dana campuran masih cukup baik meski tidak sepopuler reksa dana lainnya.
Baca Juga
“Reksa dana campuran memiliki strategi yang lebih unik dari penerapan aset alokasi dan dari sisi risiko juga mungkin moderat,” jelasnya.
Adapun, hingga akhir tahun Pinnacle menerapkan strategi kuantitatif untuk produk reksa dana campurannya. Hal tersebut terutama di aspek alokasi aset produk yang dimiliki perusahaan.
“Alokasi aset reksa dana kami lakukan sesuai dengan kondisi pasar,” pungkasnya.