Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli IHSG Belum Berhenti, Schroders Indonesia Rekomendasi Reksa Dana Saham

Rekomendasi reksa dana saham ini tidak terlepas dari prospek pemulihan ekonomi dan valuasi pasar saham Indonesia yang menarik.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer Investasi asal Inggris Schroders Indonesia merekomendasikan produk reksa dana saham untuk dapat dicermati investor hingga akhir tahun ini.

Hal itu disampaikan oleh Investment Director Schroders Indonesia Irwanti mengingat prospek pemulihan ekonomi dan valuasi pasar saham Indonesia yang menarik.

“Kami melihat reksa dana saham akan memberikan kinerja yang lebih baik,” kata Irwanti kepada Bisnis, Selasa (19/10/2021).

Berdasarkan data Infovesta Utama pada periode 8-15 Oktober 2021, kinerja indeks reksa dana saham yang tercermin lewat Infovesta Equity Fund Index berada di posisi paling tinggi sebesar 1,65 persen. Pada saat bersamaan, indeks acuannya yaitu IHSG menguat 2,34 persen.

Berikutnya, indeks reksa dana campuran yang tercermin lewat Infovesta Balanced Fund Index mengikuti sebesar 1,10 persen.

Indeks reksa dana pendapatan tetap yang tercermin lewat Infovesta Fixed Income Fund Index tercatat sebesar 0,39 persen dan indeks reksa dana pasar uang yang tercermin lewat Infovesta Money Market Fund Market Index sebesar 0,06 persen.

Lebih lanjut, Irwanti mengatakan pihaknya tetap positif terhadap pasar saham Tanah Air dalam jangka panjang karena valuasi yang masih menarik dibandingkan pasar saham peers, serta didukung reformasi fundamental yang masih baik. 

“Kondisi Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan perbaikan yang signifikan dan penurunan dalam kasus baru harian, tingkat infeksi serta BOR rumah sakit. Pemerintah pun berencana untuk secara bertahap melonggarkan  pembatasan mobilitas,” jelas Irwanti. 

Selain itu, kenaikan harga komoditas juga memperkokoh kondisi makroekonomi Indonesia. Belum lagi kehadiran saham-saham ekonomi baru seperti dari sektor teknologi juga menambah kilau potensi kinerja pasar saham Indonesia di masa depan.

Kendati demikian, Irwanti menyampaikan perlambangan ekonomi China serta kekhawatiran akan pengetatan yang dilakukan Bank Sentral AS (The Fed) akan menjadi risiko dalam jangka pendek terhadap pergerakan IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper