Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAMUS BURSA: Apa Itu Bearish dan Bullish?

Apa itu bearish dan bullish? Berikut ini ciri-ciri pasar bearsih dan bullish mengutip dari situs Investopedia, Kamis (21/10/2021).
Ilustrasi kondisi bearish dan bullish di pasar modal/Bitcoin.com
Ilustrasi kondisi bearish dan bullish di pasar modal/Bitcoin.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bagi investor saham yang baru mulai terjun ke dunia pasar modal pasti sering membaca atau mendengar istilah bearish dan bullish.

Eits bukan bully, ya! Kata bullish diambil dari nama hewan, yaitu banteng atau ‘bull’ dan bearish berasal dari beruang atau ‘bear’. Istilah-istilah ini menggambarkan bagaimana kinerja pasar saham secara umum. Melalui istilah ini dapat diartikan apakah nilai pasar terapresiasi atau terdepresiasi.

Penting untuk seorang investor memahami bagaimana kondisi masing-masing pasar. Arah pasar adalah kekuatan utama yang memiliki dampak besar pada portofolio. Melansir dari situs Otoritas Jasa keuangan (OJK), jika kita mengamati cara sebuah beruang (bear) atau banteng (bull) menyerang, sebenarnya cukup menjelaskan asal muasal penggunaan istilah tersebut.

"Beruang akan menyerang menggunakan cakarnya dengan pola gerakan dari atas ke bawah, hal tersebut menggambarkan kondisi pasar saat penjualan banyak terjadi dan pasar menurun/melemah [bearish]," tulis OJK seperti dilansir Kamis (21/10/2021).

Sebaliknya, banteng menyerang dengan cara menyerbu cepat dan mengangkat tanduk dikepalanya ke atas guna menusuk targetnya yang menggambarkan kondisi sebuah pasar yang sedang mengalami tren naik atau penguatan (bullish).

Bull Market vs Bear Market

Bull market merupakan pasar yang sedang naik daun, di mana kondisi ekonomi umumnya menguntungkan. Pasar modal sangat dipengaruhi oleh sikap investor, istilah ini juga menunjukkan bagaimana perasaan investor tentang pasar dan tren ekonomi berikutnya.

Kondisi bull market ditandai dengan kenaikan harga yang berkelanjutan. Dalam kasus pasar ekuitas, pasar bull menunjukkan kenaikan harga saham perusahaan.

Pada saat seperti itu, investor sering kali memiliki keyakinan bahwa tren naik akan berlanjut dalam jangka panjang. Dalam skenario ini, ekonomi negara biasanya kuat dan tingkat pekerjaan tinggi.

Sebaliknya, bear market adalah pasar yang sedang mengalami penurunan. Sebuah pasar biasanya tidak dianggap sebagai pasar "beruang" yang sebenarnya kecuali telah jatuh sebesar 20 persen atau lebih. Pada bear market ditandai harga saham terus turun.

Hal ini menghasilkan tren penurunan yang diyakini investor akan terus berlanjut. Selama bear market ekonomi melambat dan pengangguran meningkat karena perusahaan mulai memberhentikan pekerja. Berikut ini ciri-ciri pasar bullish dan bearsih mengutip dari situs Investopedia, Kamis (21/10/2021).

1. Penawaran dan Permintaan Surat Berharga

Pada pasar bullish, ada permintaan yang kuat dan penawaran yang lemah untuk sekuritas. Dengan kata lain, banyak investor ingin membeli sekuritas tetapi hanya sedikit yang mau menjualnya. Akibatnya, harga saham akan naik karena investor bersaing untuk mendapatkan ekuitas yang tersedia.

Sementara itu, di pasar bearish lebih banyak orang ingin menjual daripada membeli. Permintaan secara signifikan lebih rendah daripada penawaran. Sebagai akibatnya, harga saham turun.

KAMUS BURSA: Apa Itu Bearish dan Bullish?

2. Psikologi Investor

Karena perilaku pasar dipengaruhi dan ditentukan oleh bagaimana individu memandang dan bereaksi. Psikologi dan sentimen investor memengaruhi apakah pasar akan naik atau turun. Kinerja pasar saham dan psikologi investor saling bergantung. Di pasar bullish, investor rela berpartisipasi dengan harapan memperoleh keuntungan.

Selama pasar bearish, sentimen pasar negatif. Investor mulai memindahkan uang mereka dari ekuitas dan masuk ke sekuritas pendapatan tetap saat mereka menunggu pergerakan positif di pasar saham. Singkatnya, penurunan harga pasar saham mengguncang kepercayaan investor. Hal ini menyebabkan investor menarik uang mereka dari pasar, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan harga terus menerus.

3. Perubahan Kegiatan Ekonomi

Naik turun nilai saham sangat dipengaruhi kegiatan ekonomi. Banyak saham yang diperdagangkan di bursa sehingga hal ini tidak dapat lepas kaitannya.

Pasar bearish dikaitkan dengan ekonomi yang lemah. Sebagian besar bisnis tidak dapat mencatat keuntungan besar karena konsumen tidak cukup banyak membeli. Penurunan keuntungan ini secara langsung memengaruhi cara pasar menilai saham.

Di pasar bullish, orang memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan bersedia membelanjakannya. Hal itulah yang mendorong dan memperkuat ekonomi.

Jadi, baik pasar bearish maupun bullish akan memiliki pengaruh besar pada investasi Anda. Sebaiknya luangkan waktu untuk menentukan apa yang dilakukan pasar saat membuat keputusan investasi. Ingatlah bahwa dalam jangka panjang, pasar saham selalu mencatat pengembalian positif.

Selamat berinvestasi! 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper