Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah investor di pasar modal tumbuh secara signifikan selama tujuh tahun masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan hal yang perlu dilihat selama masa kepemimpinan Jokowi adalah pertumbuhan jumlah investor. Menurutnya hal tersebut tergolong bagus untuk industri pasar modal.
“Hal yang perlu diapresiasi adalah jumlah emiten yang terus naik dan jumlah investor ritel,” katanya kepada Bisnis Selasa (19/10/2021).
Selain itu, Budi menggarisbawahi agar regulator bisa meningkatkan perlindungan terhadap investor. Dia juga berharap edukasi kepada investor muda dan milenial yang belum berpengalaman makin ditegakkan.
“[Meningkatkan] pengawasan terhadap para pom-pom dan influencer yang memprovokasi para investor pemula,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan pasar modal Indonesia berhasil mencatatkan RNTH tertinggi dalam lima tahun terakhir. Menurutnya memasuki 2021, transaksi harian para investor tembus Rp13 triliun.
Baca Juga
“Tingginya aktvitas transaksi mencapai rekor baru, RNTH tembus Rp13 triliun per hari atau naik dua kali dalam lima tahun terakhir. Frekuensi transaksi tecatat 1,2 juta per hari, tertinggi di Asean dalam tiga tahun terakhir,” katanya Kamis (14/10/2021).
Inarno menambahkan meskipun berada di tengah pandemic, lonjakan volume perdagangan terbukti mampu mencapai 19 miliar saham per hari. Dia berharap pasar modal dapat terus tumbuh dan membantu pemulihan ekonomi negara.
Dia menambahkan penguatan indicator-indikator pasar modal itu ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor. BEI mencatat sampai dengan Agustus 2021 jumlah investor saham baru telah tumbuh sebanyak 1 juta.
“Single Investor Identification (SID) pasar modal lebih dari 6,4 juta dan 2,9 juta diantaranya adalah SID saham,” imbuhnya. Inarno optimistis antusias masyarakat untuk berinvestasi dan menjadi bagian pasar modal masih sangat tinggi.