Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham blue chips dari sektor material dasar dan barang konsumsi masih memiliki ruang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan perbankan.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengataka saham-saham blue chips sejak pekan ketiga September 2021 menjadi pendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurutnya investor asing asing agresif mengoleksi saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, dan ASII.
“Bahkan saham-saham blue chips seperti UNVR dan GGRM yang performanya di tahun ini mengalami penurunan juga ikut menjadi saham yang dibeli asing,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (13/10/2021).
Alfred menilai sampai dengan akhir tahun masih terdapat potensi bagi beberapa saham blue chisp untuk tumbuh. Dia memfavoritkan saham dari sektor semen dan consumer goods sebagai pilihan utama. Sementara untuk saham blue chips di sektor perbankan, dia melihat penguatannya sudah terbatas.
Dia merekomendasikan beberapa saham bagi investor untuk dicermati. Yaitu, SMGR dengan target Rp9.300 per saham, INTP hingga Rp10.450 per saham, lalu sebesar Rp7.800 per saham dan ASII Rp6.900 per saham.
“Dengan kondisi ini kami memperkirakan IHSG masih berpeluang menyentuh all time high di 6.693,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurutnya penguatan IHSG disumbang oleh kenaikan saham BBCA. Meski demikian, dia melihat saham BBCA pasca stockcplit dalam jangka pendek ada potensi profit taking.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.