Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan efek Anggota Bursa PT Indo Premier Sekuritas mengungkapkan penggunaan robot dalam transaksi saham melalui aplikasi milik perseroan yaitu IPOT berbeda dengan sistem robot trading dalam jual-beli valuta asing (forex).
Head of Marketing & Retail PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari memaparkan aplikasi IPOT milik perseroan telah menggunakan Auto Trading Machine (ATM) yang telah dikembangkan sejak 2012.
“Sistem robo trading ATM kami membantu mengeksekusi saja. Semua keputusan dan instruksi dari investor yang menentukan,” jelas Paramita kepada Bisnis, Senin (11/10/2021).
Adapun, sistem di IPOT disebut Paramita berbeda dengan robot trading yang belakangan marak di platform perdagangan forex.
Konsep yang diusung oleh Indo Premier Sekuritas adalah mengotomasi transaksi dan pelaporan. Adapun, untuk transaksi tidak dispesifikkan bagi robot untuk melakukan aktivitas tanpa sepengetahuan nasabah.
Dalam menggunakan robot trading IPOT, nasabah harus memilih sendiri saham yang akan dijual-dibeli pada harga yang telah ditentukan sebelumnya juga oleh nasabah. Otomatis di sini dimaksudkan agar nasabah tidak kehilangan momen untuk mentransaksikan sahamnya.
Baca Juga
Pada sistem tersebut, semua aspek dapat diatur oleh nasabah seperti saham apa, harga berapa, target berapa, jumlahnya berapa, hingga kapan eksekusinya.
“Konsepnya mengotomasikan instruksi yang diberikan nasabah. Robo trading versi IPOT ini membantu otomatisasinya saja,” ujar Paramita.
Berbeda dengan robot trading yang digunakan platform marketplace reksa dana, IPOT disebut Paramita tidak menawarkan saham tertentu kepada nasabah. Adapun, rekomendasi produk biasanya ditawarkan oleh platform marketplace reksa dana setelah menganalisis profil risiko dari nasabah reksa dana tersebut.
Dengan demikian, robot trading yang digunakan IPOT juga jauh berbeda dengan robot trading perangkat lunak (software) untuk melakukan investasi perdagangan berjangka komoditas valuta asing.
Dalam robot trading forex tersebut, investor tidak perlu melakukan analisa teknikal, fundamental, dan tidak ada teknik yang harus dipelajari. Singkatnya, investor menyerahkan seluruh keputusan investasi kepada si robot dengan harapan akan mendulang cuan di masa depan. Hal ini pun menjadi berisiko karena keputusan investasi tidak berasal dari investor melainkan dari robot.