Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Bullish IHSG Bikin Emiten Ramai Rights Issue

Tren penerbitan saham baru oleh emiten akan terus berlanjut karena puncak pemulihan ekonomi berpotensi terjadi pada tahun depan.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten-emiten tengah memanfaatkan tren bullish pasar modal untuk menggalang dana melalui skema rights issue.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan sektor finansial tengah memanfaatkan momentum pasar modal yang bullish. Menurutnya dana segar itu akan menjadi modal tambahan bagi pendorong kinerja.

Rights issue ini modal yang tidak perlu dikembalikan juga tidak membebani keuangan perusahaan,” katanya kepada Bisnis pada Senin (11/10/2021).

Wawan menambahkan hasil dari aksi korporasi itu dapat digunakan untuk membantu penyaluran kredit. Dengan begitu, kredit bank dapat meningkatkan kinerja.

Menurutnya wajar bila sektor keuangan gencar menggelar aksi rights issue karena membutuhkan banyak dana segar untuk membiayai pemulihan ekonomi. Sektor ini, lanjutnya, cenderung akan diminati karena umumnya memiliki standby buyer.

Maka itu, Wawan menilai tren penerbitan saham baru akan terus berlanjut karena puncak pemulihan baru terjadi di tahun depan. Dia pun menilai aksi korporasi masih menjanjikan, terutama karena banyak investor yang mau masuk ke sektor keuangan Indonesia sebab sangat menjanjikan di masa depan.

“Demografi milenial dan Gen-Z sudah lebih melek literasi keuangan. Teknologi juga telah menjangkau banyak lapisan masyarakat yang selama ini non-bankable,” katanya.

Meski pasar tengah bullish, Wawan mengatakan investor akan tetap melihat tujuan dibalik right issue. Menurutnya bila aksi penggalangan dana untuk ekspansi akan lebih diminati dibandingkan dengan membayar kewajiban.

“Lalu sebaiknya rights issue sudah memiliki investor strategis sebagai standby buyer, kalau murni dari pasar saya rasa tidak terlalu efektif,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan terdapat enam emiten finansial yang masing-masing berpotensi menggalang dana lebih dari Rp1 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu perusahaan keuangan yang bakal menerbitkan rights issue adalah PT Bank Banten Tbk. (BEKS). Perseroan berencana menggalang dana hingga Rp1,8 triliun.

Lalu, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) yang akan meminta persetujuan untuk melakukan aksi korporasi usai menggelar RUPSLB. Bank milik Taipan Chairul Tanjung itu berencana melepaskan 11 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga pelaksanaan akan ditetapkan kemudian oleh direksi BBHI setelah mendapatkan kuasa dari RUPSLB.

Selain itu ada juga Bank Bumi Arta (BNBA) akan menerbitkan saham baru maksimal 750 juta dengan nominal Rp100 per saham. Jumlah saham baru ini mencapai 32,47 persen dari modal disetor perseroan.

Di luar sektor finansial ada juga sektor healthcare, infrastructures dan basic materials yang akan menerbitkan rights issue. Setiap sektor akan diwakili oleh satu emiten yang akan menggalang dana hingga lebih dari Rp1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper