Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Logam dan CPO Pacu IHSG, Cek Saham-Saham Pilihannya!

Harga nikel, timah, dan CPO menjadi salah satu katalis yang mendorong pergerakan saham pada hari ini.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi berpeluang melanjutkan penguatannya secara terbatas pada perdagangan hari ini, Senin (11/10/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks komposit ditutup naik 1,02 persen menjadi 6.481 pada akhir perdagangan Jumat (8/10/2021). Sepekan terakhir, IHSG terapresiasi 4,06 persen.

"Setelah menguat 4,06 persen selama minggu lalu disertai Net Buy Investor Asing cukup fantastis sebesar Rp 10,67 triliun, di awal pekan ini, Senin, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan terbatas tetapi kali ini maskot komoditas yang menjadi pendorong bukan dari Coal tetapi berasal dari Nikel, Timah dan CPO," urai Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang, Senin (11/10/2021).

Kenaikan komoditas ini terjadi di tengah terus berlanjutnya kenaikan yield obligasi AS 10 tahun yang saat ini sudah mencapai level 1,612 persen.

Sementara sepanjang minggu ada dirilis beberapa data ekonomi, baik internal maupun eksternal, yang perlu dicermati investor diantaranya dari internal yakni data penjualan ritel Indonesia per Agustus yang dirilis pada Senin.

Sebelumnya pada Juli, penjualan ritel nasional tercatat turun 2,9 persen. Jika penurunan berlanjut, maka appetite investor berpeluang terganggu.

Selanjutnya Jumat akan dirilis data Neraca Perdagangan September, yang diperkirakan sebesar US$ 3,9 miliar, atau turun dari neraca perdagangan Agustus sebesar US$ 4,7 miliar.

Dari eksternal, investor menunggu data ekspektasi inflasi September AS yang diperkirakan 5,3 persen (konsensus Tradingeconomics) atau meningkat dibandingkan inflasi Agustus sebesar 5,2 persen. Data lain yang perlu diperhatikan yakni data klaim tunjangan pengangguran mingguan dan data stok minyak mentah dan minyak olahan AS versi Energy Information Agency (EIA).

Dari China, data neraca perdagangan per September diperkirakan sebesar US$ 47 miliar turun dibandingkan Agustus sebesar US$ 58,3 miliar. Selanjutnya Kamis, China akan merilis data inflasi September yang diprediksi naik 0,8 persen MoM dan 0,1 persen YoY serta jangan lupa memperhatikan pembayaran kewajiban obligasi Evergrande senilai US$ 150 juta.

Rentang IHSG diperkirakan pada 6,439 - 6,533 dengan rekomendasi beli terhadap saham-saham seperti AKRA, BMRI, SRTG, AGII, MEDC, ADRO, EXCL, ITMG, ASII, MDKA, BBNI, LSIP, dan TLKM.


Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper