Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp1 triliun tahun ini. Realisasinya hingga semester I/2021 baru mencapai Rp235 miliar.
Corporate Secretary dan Investor Relations Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali menjelaskan perseroan sudah menjalankan strategi belanja modal cukup ekspansif selama beberapa tahun terakhir.
"Tahun lalu kami sudah selesaikan pabrik produksi di Deltamas, Cikarang dan Myanmar. Jadi tahun ini lebih banyak untuk investasi rutin, kami sudah gunakan Rp235 miliar belanja modal untuk perawatan fasilitas produksi," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (8/9/2021).
Kalbe Farma, terangnya memiliki 15 fasilitas produksi yang membutuhkan belanja modal antara Rp300-Rp400 miliar untuk kebutuhan perawatan.
Menurutnya, tahun ini ada sejumlah investasi lain tetapi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Investasi KLBF tahun ini lebih banyak untuk kebutuhan riset dan pengembangan selain investasi rutin yang dikeluarkan.
Secara historis, KLBF merealisasikan belanja modal Rp1,16 triliun pada 2017, Rp1,3 triliun pada 2018, dan Rp1,73 triliun pada 2019, baru pada 2020 investasi yang dikeluarkan di bawah Rp1 triliun yakni Rp927 miliar.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menjelaskan secara neraca keuangan KLBF cukup kuat dengan total aset Rp25 triliun, sementara ekuitasnya mencapai Rp20 triliun.
Baca Juga
"Kalau melihat tadi posisi kas Rp4,1 triliun, biaya investasi Rp100--Rp200 miliar sampai dengan Rp1 triliun tidak sulit menggunakan kas internal. Juga kalau butuh investasi lebih besar bisa Kalbe leverage dari balance sheet sendiri," urainya.
Terkait kebijakan investasi, KLBF jelasnya selalu mendasarinya dari inovasi dan kebutuhan di masa yang akan datang. Dia mencontohkan perseroan sudah memulai inovasi riset stem cell dan onkologi pada 2007 saat belum populer, termasuk riset biosimilar pada 2003.
Perseroan melanjutkan strategi pertumbuhan masa depan di bidang bioteknologi, immuno-onkologi, genomik, dan inisiatif digital di bidang kesehatan. Ini termasuk riset dan pengembangan vaksin Covid-19 (GX-19N) dan obat Covid-19 (GX-17). Investasi pada tahun ini juga termasuk uji klinis sejumlah produk baru.