Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Detil Rencana Erick Thohir Mau Bubarkan 7 BUMN

PT Merpati Airlines (Persero) yang semula akan mendapatkan investor baru ternyata sang investor tidak jadi masuk untuk kembali membangkitkannya.
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN tengah menyiapkan upaya membubarkan 7 BUMN yang sudah dinyatakan pailit. Penyelesaiannya pun akan dilakukan secara bertahap bergantung kondisi masing-masing BUMN.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, yang paling dekat dikejar penyelesaiannya yakni PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas.

"Yang mau kami kejar PT Iglas, kami sudah melakukan pembayaran ke karyawan. Karyawan sudah dibayar oleh BUMN pesangon-pesangonnya. Nanti, pembubarannya bisa mengadopsi beberapa mekanisme, bisa PKPU sesuai UU No 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang," urainya dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/10/2021).

Setelah itu, ada BUMN PT Kertas Kraft Aceh yang sudah lama berhenti beroperasi. Pemberhentian operasi ini karena bahan bakunya terkena moratorium, sehingga sejak lama sudah lama tidak bisa beroperasi.

"Dia tidak punya bahan baku dan mahal untuk membuat kertas. Itulah yang membuat Aceh susah produksi kertas, bahan bakunya tidak ada. Jadi sama, pembubarannya bisa lewat PKPU kalau mereka punya utang," urainya.

Adapun, PT Merpati Airlines (Persero) yang semula akan mendapatkan investor baru ternyata sang investor tidak jadi masuk untuk kembali membangkitkannya.

"Sementara, izin terbangnya pun sudah tidak punya lagi. Apa-apanya udah enggak punya lagi. Dari sisi karyawan, ini kita sudah imigran juga. Gaji dan yang lainnya sudah dibayar," jelasnya.

Adapaun, urusan lain terkait kepailitan pun akan juga dibawa ke pengadilan. Nanti hubungan perseroan tersebut dengan berbagai kewajiban lainnya akan menunggu keputusan pengadilan.

Seluruh kewajiban Merpati Airlines, akan dipenuhi sesuai dengan keputusan pengadilan.

Kemudian untuk PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN yang sejak dahulu merupakan perusahaan pembiayaan khusus kebutuhan armada seperti kapal, pesawat terbang, truk dan sebagainya.

Saat ini, BUMN tersebut jelas Arya sudah tidak melakukan bisnis intinya dan mengarah pada kepailitan.

"Ada mereka punya aset, hotel, aneh juga ya karena dahulu bisnisnya bukan itu. Ini nanti juga akan dikaitkan dan dicari tahu secara cepat,: katanya.

Selanjutnya, PT Istaka Karya yang liabilitas alias utangnya sudah lebih tinggi daripada asetnya. Arya mengungkapkan kekhawatiran utang tersebut akan berlipat ganda dan membuat perusahaan terbelit utang yang tak terselesaikan.

"Karyawannya akan kami beri peluang untuk masuk ke perusahaan di holding kekaryaan yang lain, kita kasih mereka peluang untuk kerja," urainya.

Kemudian, PT Industri Sandang Nusantara, merupakan BUMN di sektor tekstil yang saat ini sedang tidak baik karena cukup terdampak pandemi Covid-19.

Kementerian BUMN sudah memantau aktivitas bisnisnya dan dinilai tidak lagi menarik. BUMN yang seharusnya menjadi BUMN tekstil tersebut kini memiliki bisnis yang sudah tidak ada hubungannya dengan tekstil.

"Ada penyewaan tanah, tapi ini aneh, karena tidak ada hubungannya. Jadi kami akan bubarkan, entah itu dimasukkan ke kepailitan dan yang lainnya," paparnya.

Arya pun menegaskan pembubaran BUMN ini baru dilakukan sekarang karena selama ini tidak ada kesempatan dan kesempatan ini baru terbuka.

"Ini baru kami diberikan kesempatan untuk setiap perusahaan untuk memperjelas semuanya. Jadi memang Menteri BUMN Erick Thohir yang minta untuk membubarkan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper