Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pertemuan OPEC+, Minyak Naik Dekati Level Tertinggi 3 Tahun

OPEC+ menghadapi tekanan dari konsumen seperti Amerika Serikat dan India untuk memproduksi lebih banyak guna membantu menurunkan harga karena permintaan telah pulih lebih cepat.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mentah menetap di atas US$78 per barel pada akhir perdagangan Jumat (1/10/2021) waktu setempat. Posisi tersebut sedikit di bawah level tertinggi tiga tahun yang dicapai awal pekan ini, di tengah ekspektasi bahwa para menteri OPEC akan mempertahankan kecepatan yang stabil dalam meningkatkan pasokan mereka.

Mengutip Antara, Sabtu (2/10/2021), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 97 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di US$79,28 per barel dalam kenaikan mingguan keempat. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November naik 85 sen menjadi ditutup di US$75,88 per barel dalam kenaikan minggu keenam.

Untuk minggu ini, kontrak acuan minyak mentah AS melonjak 2,6 persen, sementara minyak mentah Brent terangkat 2,7 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Brent telah meningkat lebih dari 50 persen tahun ini dan mencapai tertinggi tiga tahun di US$80,75 pada Selasa (28/9/2021).

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada Senin (4/10/2021). Kelompok ini perlahan-lahan memotong rekor pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu, meskipun sumber terpercaya mengatakan sedang mempertimbangkan untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan produksi.

OPEC+ menghadapi tekanan dari konsumen seperti Amerika Serikat dan India untuk memproduksi lebih banyak guna membantu menurunkan harga karena permintaan telah pulih lebih cepat dari yang diperkirakan di beberapa bagian dunia.

"Jika OPEC+ tetap pada skenario dan hanya memberikan peningkatan 400.000 barel per hari yang direncanakan pada November, pasar energi akan segera melihat harga minyak US$90," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Dia menambahkan bahwa setiap kenaikan yang lebih kecil dari 600.000 barel akan meningkatkan harga.

Minyak juga mendapat dukungan karena lonjakan harga gas alam secara global mendorong produsen listrik untuk menjauh dari gas. Generator-generator di Pakistan, Bangladesh dan Timur Tengah telah mulai mengganti bahan bakar.

"Alasan yang paling mungkin untuk harga minyak yang stabil adalah bahwa investor percaya kesenjangan pasokan-permintaan akan melebar karena krisis listrik memburuk," kata Naeem Aslam, analis di Avatrade.

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu keempat berturut-turut karena lebih banyak unit lepas pantai yang dilanda badai kembali beroperasi di Teluk Meksiko.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya pada Jumat (1/10/2021) jika jumlah rig naik 7 menjadi 528 rig dalam seminggu hingga 1 Oktober, tertinggi sejak April 2020.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper