Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya harga komoditas batu bara global dalam beberapa periode terakhir ini memberikan sentiment positif pada kinerja emiten terminal kendaraan, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC).
Sekretaris Perusahaan Indonesia Kendaraan Terminal Sofyan Gumelar mengungkapkan adanya peningkatan harga batubara tampaknya memberikan imbas secara tidak langsung pada kinerja bongkar muat di Terminal IPCC.
"Bagi IPCC, kesempatan ini merupakan momentum yang baik untuk dapat meningkatkan kinerjanya sehingga tahun ini mendapatkan hasil yang bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu," jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/9/2021).
Di masa pandemi tahun lalu, saat kegiatan bongkar muat sepi telah dimanfaatkan oleh IPCC membenahi sarana infrastruktur dan sistem pelayanan yang ada sehingga dampaknya dapat dirasakan di tahun ini.
IPCC telah siap dalam melakukan pelayanan bongkar muat kargo kendaraan, terlebih untuk kargo Alat Berat beserta dengan spare parts-nya.
Berdasarkan kondisi di Terminal Internasional IPCC, hingga Agustus 2021 terjadi peningkatan arus bongkar muat kargo Alat Berat.
Baca Juga
Pada kegiatan impor, jumlah Alat Berat yang ditangani oleh IPCC mencapai 2.932 unit sepanjang 8 bulan di tahun ini dimana angkat tersebut mengalami peningkatan 32,79 persen dibandingkan periode 8 bulan di tahun sebelumnya dengan jumlah 2.205 unit.
Adapun Alat Berat dengan merek Komatsu menguasai pangsa pasar bongkar muat impor Alat Berat di Terminal IPCC dengan jumlah 815 unit sepanjang tahun ini hingga Agustus 2021.
Bongkar muat Alat Berat Komatsu tersebut meningkat 350,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu dengan jumlah 181 unit.
Berikutnya, diikuti dengan merek Kobelco dan Caterpillar dengan jumlah masing-masing 788 unit dan 332 unit di sepanjang 8 bulan di tahun ini.
Pada kegiatan ekspor Alat Berat, merek Hitachi paling banyak dilakukan bongkar muat dengan jumlah 804 unit dimana jumlah tersebut telah meningkat 50,84 persen dibandingkan dengan kegiatan di tahun sebelumnya sebanyak 533 unit. Berikutnya, diikuti dengan Alat Berat merek Sumitomo sebanyak 535 unit dan Caterpillar sebanyak 164 unit.
Di Terminal Domestik, kegiatan bongkar muat Alat Berat pun juga turut mengalami kenaikan. Permintaan alat-alat berat di sejumlah wilayah di luar Jakarta maupun pulau Jawa memberikan peningkatan aktivitas bongkar muat pada segmen ini.
Hingga Agustus 2021, jumlah Alat Berat yang telah ditangani oleh IPCC mencapai 3.923 unit atau meningkat 39,01 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu dengan jumlah 2.822 unit.
Investor Relations Indonesia Kendaraan Terminal Reza Priyambada menjelaskan sejumlah emiten batubara pun diperkirakan dapat terangkat kinerjanya seiring imbas kenaikan harga komoditas batubara global.
Adanya kenaikan harga batu bara global seiring dengan meningkatnya harga gas alam untuk pembangkit listrik dunia dimana harga batu bara acuan (HBA) mengalami penguatan hingga ke level US$150,03 per ton pada September 2021.
Di sisi lain, meningkatnya kebutuhan akan komoditas batubara dari China, Korea Selatan, maupun Kawasan Eropa karena adanya potensi krisis energi turut mendukung kenaikan tersebut.
Meningkatnya harga gas alam untuk pembangkit listrik di negara tersebut tentunya membuat biaya pembangkit listrik menjadi lebih tinggi. Akibatnya, pelaku industri beralih menggunakan bahan bakar batu bara yang dinilai lebih murah dibandingkan dengan menggunakan gas alam.
Di pasar spot komoditas global, harga batubara New Castle mengalami kenaikan hingga ke level US$208,85 per tanggal 28 September 2021. Jika dihitung secara Year to Date maka kenaikan ini mencapai 158,16 persen dari posisi di akhir 2020 di level US$80,90.
Meningkatnya harga komoditas batubara tersebut tidak hanya dinilai berimbas positif pada perusahaan maupun emiten penghasil batubara, tetapi juga dinilai memberikan imbas positif pada kebutuhan Alat-alat berat untuk mendukung kegiatan pertambangan emas hitam ini.
Para perusahaan maupun emiten yang bergerak di bidang penyediaan Alat Berat pun dinilai dan diproyreksikan turut merasakan peningkatan permintaan akan Alat-alat Beratnya untuk kebutuhan di industri pertambangan.
Jika kondisi industry Alat-alat berat mengalami peningkatan permintaan maka diharapkan juga dapat berimbas positif pada kegiatan bongkar muat kargo Alat Berat di Terminal IPCC.
"Tidak hanya itu, IPCC juga terus melakukan transformasi bisnis baik dari sisi bisnis dan operasional maupun keuangan yang diantaranya ialah meningkatkan standar pelayanan kepada para pelanggannya," katanya.
IPCC lanjutnya, melakukan digitalisasi sistem memudahkan dan membantu pelayanan pelanggan serta terkoneksi antar sistem baik dari sisi internal IPCC, automaker, shipping line, maupun Bea Cukai.
"Dengan semakin pulihnya industri otomotif yang diikuti dengan proses transformasi proses bisnis yang saat ini sedang dikembangkan oleh IPCC dan penjajakan aliansi kerjasama bisnis dengan sejumlah stakeholders dapat berimbas positif pada kinerja keuangan dan operasional," urainya.
Pada akhirnya, perbaikan kinerja ini dapat meningkatkan nilai para investor dan pemegang saham melalui peningkatan harga saham IPCC.