Bisnis.com, JAKARTA - Melalui integrasi dan merger Pelindo I, II, III, dan IV, Pelabuhan Patimban disebut dapat kembali dikelola oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC).
Setelah merger, Pelabuhan Indonesia (Pelindo) akan bergerak berdasarkan lini bisnisnya bukan lagi wilayah operasi. Masing-masing Pelindo entitas lama akan menjadi kantor cabang regional, sementara aktivitas bisnis terdiri atas 4 klaster utama.
Sebanyak 4 klaster bisnis tersebut terdiri atas PT Petikemas (TPI) yang akan fokus menjadi operator terminal petikemas kelas dunia, perusahaan baru dengan nama PT Non Petikemas yang diisi anak-anak usaha operator terminal non petikemas yang fokus pada konektivitas Indonesia.
Kemudian, perusahaan baru PT Logistik & Hinterland yang fokus mengurusi penyedia jasa dan operasi untuk aktivitas logistik dengan hinterland. Serta perusahaan baru PT Marine, Equip and Port fokus pada integrasi ekosistem pemain logistik di Pelabuhan.
Anak-anak usaha dari Pelindo I, II, III, dan IV akan berada di bawah klaster bisnis yang sesuai dengan jenisnya.
Direktur Operasional dan Komersil Pelabuhan Indonesia III Putut Sri Muljanto menerangkan Pelabuhan Patimban memiliki operasional petikemas operator terminal yang akan disesuaikan subholding masing-masing.
Baca Juga
"Petikemas akan bicara subholding petikemas, kalau car terminal akan di subholding non petikemas," jelasnya dalam paparan Sosialisasi Merger Pelindo, Senin (20/9/2021).
Dia menegaskan tengah menyiapkan layanan di Pelabuhan Patimban. Ketika sudah terintegrasi, layanannya akan seperti IPCC.
Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis Indonesia Kendaraan Terminal Agus Hendrianto mengungkapkan integrasi induk usahanya Pelindo II dengan saudaranya I, III, dan IV bertujuan menstandarkan pelayanan pelabuhan di seluruh Indonesia.
"Khusus terkait terminal kendaraan yang kami tahu, baru kami anak usaha Pelindo II yang punya dedicated kargo kendaraan. Ketika integrasi, akan ada kesempatan handling kendaraan di terminal di seluruh Indonesia," jelasnya dalam paparan publik, Senin (23/8/2021).
Menurutnya, berdasarkan pengalaman IPCC, dengan standar pelayanan internasional IPCC bisa tampil menjadi pemimpin dari sisi pengoperasian terminal khusus kendaraan.
Apalagi, posisi industri otomotif sebagian besar di Jawa bahkan spesifik di Jabodetabek dan Karawang. Kegiatan internasional aktivitas ekspor pun 90 persen lebih melalui terminal kendaraan perseroan di Tanjung Priok.
"Car maker sudah punya trust tinggi terhadap standar pelayanan kami kepada mereka. Integrasi Pelindo ini jadi kesempatan kami masuk ke terminal lain di luar Tanjung Priok di pelabuhan yang selama ini dikelola Pelindo 1, 3, dan 4 termasuk Pelabuhan Patimban dengan alasan yang sama," urainya.
Pelabuhan Patimban di Subang menjadi pelabuhan yang salah satu terminalnya didedikasikan untuk mengurus kendaraan yang menjadi kekuatan IPCC baik dari sisi pengalaman, TIK, maupun SDM.
Harapan masuknya IPCC ke Patimban ini bukan merupakan hal yang mustahil. Hal ini karena dalam konsorsium pengelola Patimban terdapat anak usaha PT Pelindo III (Persero).
Konsorsium Patimban beranggotakan PT CT Corp Infrastruktur Indonesia (CTII), PT Indika Logistics & Support Services (ILSS), PT U Connectivity Services (UCS) dan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS).
Perusahaan yang bernama PT Pelabuhan Patimban Indonesia ini resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai pemenang tender proyek KPBU Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Penetapan pemenang tender ini diumumkan melalui harian Bisnis Indonesia yang terbit pada 30 Desember 2020.