Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi gagal bayar Evergrande diyakini tidak akan menjadi ancaman yang dominan terhadap pasar modal Indonesia.
Founder Sahamology Lukman El Hakim mengatakan, sentimen Evergrande terhadap pasar saham Indonesia bukan menjadi perhatian pelaku domestik. Hal ini seiring dengan perubahan penggerak pasar di Indonesia.
Ia memaparkan, saat ini pasar modal Indonesia didominasi oleh investor-investor lokal. Perbandingan investor asing dengan domestik di Indonesia relatif rendah, yakni 1 berbanding 3.
“Nilai transaksi saham kita bahkan 80 persennya didominasi oleh investor dalam negeri,” jelasnya dalam sebuah webinar, Kamis (23/9/2021).
Lukman melanjutkan, pergeseran peran investor ini turut dibarengi oleh perubahan perilaku investor. Menurutnya, investor di Indonesia cenderung tidak akan terlalu terdampak terhadap sentimen-sentimen global.
Ketahanan investor dalam negeri ini berasal dari perilaku pemilik modal yang lebih memilih saham-saham potensial, terutama yang memiliki sentimen digitalisasi atau teknologi.
Baca Juga
Hal ini terbukti dengan saham-saham seperti DCII, ARTO, EMTK, dan DMMX yang menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat bergerak sideways.
Di sisi lain, saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps yang umumnya menjadi penggerak IHSG saat ini cenderung stagnan atau bahkan melemah.
“Investor Indonesia saat ini lebih mencari cerita-cerita menarik yang ada potensi pertumbuhannya. Makanya saham-saham bank kecil yang berkaitan dengan teknologi seperti BANK, BBHI, BINA, dan BABP diincar oleh para pemilik modal,” jelasnya.
Ke depannya, Lukman mengatakan isu yang akan mempengaruhi pasar modal Indonesia secara signifikan adalah progres vaksinasi yang terus berjalan. Kecepatan vaksinasi diharapkan mempercepat pembukaan kegiatan usaha sehingga berimbas pada pemulihan ekonomi.
Selain itu, kondisi pasar modal Indonesia juga telah lebih kondusif menyusul sikap The Fed yang transparan terkait isu tapering, kenaikan suku bunga, dan angka pengangguran.
“Yang menjadi perhatian pelaku pasar saat ini adalah apakah emiten-emiten bisa melanjutkan tren kenaikan kinerja keuangan yang dicatatkan pada kuartal II/2021,” lanjutnya.
Lukman memprediksi skenario terbaik IHSG dapat menguji level 6.300 – 6.400 hingga akhir tahun 2021. Jika dapat menembus level tersebut, maka IHSG akan bergerak mendekati 6.500 - 6.600.