Bisnis.com, JAKARTA – Minimnya dorongan serta tingginya valuasi IDXTechno membuat indeks tersebut mulai mengalami stagnansi pada kuartal III/2021.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan untuk saat ini valuasi sektor teknologi sudah terlampau tinggi. Hal itu membuat pergerakan indeks anyar tersebut menjadi terbatas selama periode Juli hingga September.
Di sisi lain, pergerakan saham perdana Bukalapak yang cenderung sideways ikut mempengaruhi sektor teknologi.
“[Kuartal III terkoreksi karena] Kemungkinan valuasi yang sudah kelewat mahal sehingga aksi spekulasi investor berkurang. Harga Bukalapak yang setelah IPO juga masih stagnan juga turut mempengaruhi sentimen di sektor ini,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (22/9/2021).
Rudiyanto menambahkan investor dan manajer investasi perlu cermat musti melihat satu-per satu emiten pada sektor teknologi karena tidak semua sektor itu e-commerce. Ada juga yang distributor komputer, penyedia layanan cloud dan sebagainya.
“Jadi kalau ada saham yang fundamentalnya baik dan valuasinya bagus, masih bisa dipertimbangkan tapi bukan karena sektornya teknologi,” tegasnya.
Baca Juga
Menurutnya sektor teknologi bisa kembali membumbung bila disengat oleh pencatatan saham perdana GoTo. Akan tetapi, dia menilai realisasi pencatatan harus tertunda hingga tahun depan. Oleh sebab itu sejauh ini belum ada pendorong bagi sektor tersebut.
Selain itu, dia menilai bila ada penawaran saham perdana dengan nominal yang besar berpotensi terhadap minat pembelian saham di pasar sekunder menjadi lebih terbatas seperti contoh Bukalapak kemarin. Maka itu Rudiyanto menilai perlu ada strategi IPO yang lebih baik, jika nilainya lebih besar
Meskipun laju IDXTech tidak sekencang kuartal sebelumnya, Rudiyanto masih optimistis IHSG mampu menguat ke 6.600 hingga 6.800.
“Namun saat ini terjadi sektor rotasi di saham-saham blue chip yang sejak awal tahun masih turun, kami perkirakan kinerja IDX-30 dan LQ-45 berpeluang mengejar ketinggalannya,” pungkasnya.