Bisnis.com, JAKARTA – Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan sektor teknologi sebagai pilihan di tengah volatilitas pasar menjelang pengumumang FOMC Meeting.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus merekomendasikan sektor teknologi sebagai pilihan selain perbankan serta logistik dan komoditas. Menurutnya sektor teknologi memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Dia memilih saham seperti BUKA, EMTK dan MTDL sebagai pilihan utama. Adapun target harga untuk BUKA dipatok mencapai Rp1.400 per saham.
“Mereka menggunakan total processing value [TPV] artinya transaksi yang sudah terjadi digunakan sebagai acuan kinerja. Ini lebih konservatif dibandingkan dengan gross merchandise value [GMV],” katanya kepada Bisnis, dikutip pada Selasa (21/9/2021).
Maximilianus menambahkan emiten teknologi itu juga mampu mengurangi rugi bersih dan meningkatkan pendapatan per Juni 2021. Meskipun masih merugi, dia yakin perseroan memiliki potensi untuk mengambil peran dalam ekonomi digital nasional.
“Kalau percaya dengan potensi dan fundamental setiap penurunan adalah kesempatan,” ungkapnya.
Baca Juga
Sementara itu, menjelang berakhirnya kuartal III/2021 indeks IDXTech kekurangan bahan bakar untuk bisa meroket seperti kuartal-kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg Selasa (21/9/2021), indeks khusus sektor teknologi itu telah terkoreksi sebesar 8,40 persen dari level 10.791 menjadi 9.785. Hal itu berbanding terbalik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 261,46 persen.
Pada paruh ketiga tahun ini, IDXtechno bergerak rata-rata di kisaran 10.784 dengan level tertinggi menyentuh 11.997. Pelemahan pada indeks anyar itu membuat IHSG kehilangan daya dorong. Pasalnya emiten yang tumbuh signifikan justru berbalik menjadi penekan.
Misalnya DCII yang terkoreksi 22,54 persen dan EMTK yang turun 20,80 persen. Keduanya memiliki bobot kontribusi atas pergerakan IHSG sebesar 35 persen. Di sisi lain, DMMX mampu masuk jajaran 10 top leaders yang mampu menopang IHSG dengan pertumbuhan 87,34 persen.
Kurangnya daya gedor membuat bobot IDXtech terhadap IHSG menciut dari posisi 6,48 persen pada Agustus menjadi 5,57 persen sepanjang September. Sementara itu dibandingkan dengan sektor finansial, consumer non-cylicals dan industry dasar masih kalah jauh. Masing-masing indeks mencatatkan bobot 38 persen, 13 persen dan 10 persen.