Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Gagal Bayar Evergrande Mulai Mereda di Indonesia, Tapi...

Potensi nilai gagal bayar utang Evegrande yang cukup besar dapat memberikan tekanan sitemik terhadap ekonomi China, yang kemudian menekan pasar saham.
China Evergrande Center di Wan Chai, Hong Kong, pada Senin (20/9/2021)/Bloomberg-Kyle Lam
China Evergrande Center di Wan Chai, Hong Kong, pada Senin (20/9/2021)/Bloomberg-Kyle Lam

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen gagal bayar Evergrande terhadap pasar modal Indonesia diyakini telah mereda seiring dengan upaya yang dilakukan perusahaan dan tindakan dari pemerintah China.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan memaparkan, dampak dari gagal bayar Evergrande terhadap pasar modal Indonesia telah terlihat dari koreksi yang terjadi pada bursa saham di Senin dan Selasa kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG sempat terkoreksi di bawah 6.000.

Tekanan terjadi saat investor melihat dampak Evergrande berimbas terhadap pasar saham global. Selain itu investor juga mempertimbangkan potensi gagal bayar dengan nilai mencapai US$300 miliar.

“Nilai ini dikhawatirkan bisa memberikan contagion effect di tengah proses pemulihan ekonomi pasca krisis ekonomi oleh dampak pandemi virus corona,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (22/9/2021).

Ia mengatakan sentimen Evergrande mulai mereda pada perdagangan Rabu. Hal ini didukung oleh hasil bursa global semalam dan bursa regional hari ini. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada Senin dan Selasa lalu juga relatif sangat terbatas.

Meredanya sentimen dari Evergrande, lanjut Alfred, terjadi seiring dengan upaya perusahaan untuk menyelesaikan pemenuhan kewajibannya. Pelaku pasar juga melihat respons pemerintah China yang belum memberikan indikasi bailout.

“Tindakan ini menunjukan bahwa dampaknya sampai sejauh ini masih bisa terkendali atau belum memberikan dampak sistemik,” kata Alfred.

Alfred melanjutkan, pengaruh gagal bayar Evergrande akan sangat bergantung terhadap kelanjutan kasus ini. Menurutnya, dengan potensi nilai gagal bayar yang cukup besar, tekanan ke pasar saham akan kembali datang ketika kasus ini memberikan dampak sistemik terhadap ekonomi China.

“Posisi China sebagai kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi global dan kekuatan ekonomi ke-2 di dunia tentu akan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia, jika kasus ini menjadi sistemik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper