Bisnis.com, JAKARTA – Merger PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchinson 3 Indonesia (H3I) akan memicu aksi serupa dalam industri telekomunikasi.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengatakan kesepakatan merger akan menjadi angin segar bagi industri telekomunikasi. Menurutnya merger tersebut akan memicu penggabungan lain seperti PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).
Menurutnya merger kedua entitas akan dapat menyaingi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang memiliki spectrum 102,5 MHz. “Kami mengharapkan sentimen ini mungkin juga mendorong harga saham EXCL dan FREN. Kami merekomendasikan beli EXCL dengan target harga Rp3.650 per saham,” katanya dalam riset dikutip Selasa (21/9/2021).
Sebagaimana diketahui Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan bakal membidik sejumlah peluang positif dalam industri telekomunikasi. Misalnya seperti kemungkinan terjadinya konsolidasi operator telekomunikasi.
Dian meyakini hal itu akan membawa dampak menyehatkan industri secara umum. Peluang lainnya adalah cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.
Sementara itu, terkait merger ISAT dan H3I Gani mengatakan kesepakatan merger keduanya bernilai US$3,54 miliar atau setara Rp51,33 triliun. Dia merekomendasikan beli ISAT dengan target harga Rp8.650 per saham.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui kedua induk entitas telah menyetujui merger pada 16 September lalu. Kesepakatan tersebut juga menyetujui bahwa H3I akan menerima saham baru 2,62 miliar. Jumlah itu setara dengan 32,6 persen dari saham perusahaan merger.
H3I menerima saham secara pro-rata terhadap besarnya kepemilikan sebelum merger dengan faktor konversi yang dihitung berdasarkan rumus tertentu. Yaitu jumlah saham perusahaan penerima penggabungan yang disepakati akan diterbitkan kepada pemegang saham H3I saat merger selesai dengan jumlah saham yang diterbitkan dalam H3I segera sebelum merger.
Setelah merger selesai H3I akan dibubarkan demi hukum. Selain itu, manajemen ISAT mengklaim merger akan menimbulkan efisiensi operasional, efisiensi ekonomi dan pengurangan biaya.
Manajemen menyatakan tanggal efektif penggabungan adalah 1 Desember 2021, kecuali ditangguhkan oleh Indosat karena keterlambatan izin OJK atau persetujuan peraturan lainnya.