Bisnis.com, JAKARTA - Investor perlu hati-hati mencermati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan pekan ini karena rentan terjadi aksi ambil untung (profit taking).
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan setelah sepekan lalu IHSG menguat 0,63 persen disertai beli bersih investor asing senilai Rp1,48 triliun, IHSG diperkirakan menghadapi tekanan jual pada awal perdagangan pekan ini.
“Menyusul kembali turunnya Indeks Dow Jones Industrial Average sebesar 0,48 persen pada Jumat minggu lalu disertai turunnya EIDO sebesar 0,93 persen serta jatuhnya harga beberapa komoditas,” tulis Edwin dalam riset harian, Senin (20/9/2021).
Adapun, koreksi itu terjadi saat yield obligasi AS bertenor 10 tahun atau US Treasury menguat lagi sebesar 2,93 persen ke level 1,37 persen. Saat ini, fokus pelaku pasar disebut mengarah ke Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan pertemuan dua hari rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari Bank Sentral AS.
Pelaku pasar akan mencermati sinyal prospek pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam, arah kebijakan tapering, dan potensi waktu awal kenaikan suku bunga acuan.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup naik 0,38 persen ke level 6.133,24 pada perdagangan Jumat (17/9/2021).
Baca Juga
Untuk hari ini, Edwin merekomendasikan beli sejumlah saham seperti CPIN, MTDL, TLKM, ERAA, BRPT, ADHI, JPFA, EXCL, PTPP, dan ASII.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.