Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen komponen industri otomotif PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) berpendapat industri baja di Indonesia masih tertinggal. Pasalnya, produk baja lokal belum bisa digunakan untuk memproduksi baut berkualitas tinggi.
Direktur Utama Garuda Metalindo Erwin Wijaya menyampaikan, saat ini perseroan masih mengimpor 100 persen bahan baku untuk membuat baut berkualitas tinggi.
"Bahan baku yang kami pakai untuk membuat baut berkualitas tinggi masih kami impor 100 persen, karena produk lokal masih belum bisa memenuhi syarat untuk dipakai memproduksi baut berkualitas tinggi," kata Erwin dalam paparan publik pekan lalu.
Meski demikian, Erwin melihat industri baja Indonesia akan berkembang dan memiliki potensi. Hal ini ditandai dengan banyaknya investor yang mulai masuk ke Indonesia, seperti investor yang berasal dari China.
Menurutnya, investor tersebut sudah mulai berproduksi, tetapi, bahan yang diproduksi masih untuk keperluan umum, bukan untuk industri kendaraan bermotor.
"Memang prospeknya di masa depan tentu masih besar, karena Indonesia negara yang cukup besar dan produksi otomotifnya masih kecil," ujar dia.
Baca Juga
Erwin membandingkan, produksi otomotif Indonesia baru mencapai 1 juta unit per tahun, dibandingkan dengan dunia yang mendekati 100 juta unit per tahun. Angka ini hanya 1 persen dari total produksi dunia.
"Saya percaya Indonesia punya luasan cakupan yang besar, kebutuhan transportasi akan besar, saya percaya industri besi baja di Indonesia akan terus berkembang mengimbangi industri otomotif lainnya," ucap Bos BOLT.