Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total AUM Reksa Dana Berpotensi Sulit Samai Capaian 2020, Mengapa?

Terbatasnya sentimen yang dapat menarik modal masuk, membuat total dana kelolaan atau asset under management (AUM) diperkirakan sulit menyamai tahun lalu.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Secara industri, total dana kelolaan atau asset under management (AUM) diperkirakan sulit menyamai tahun lalu.

Sekadar catatan, sampai dengan Agustus total dana kelolaan mencapai Rp542,54 triliun atau terkoreksi 5,02 persen selama tahun berjalan.

Head of Capital Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai sulitnya menyamai kinerja tahun lalu, lantaran industri AUM tengah kekurangan sengatan yang dapat menarik modal masuk.

“Sulit menembus rekor tahun lalu, terutama karena insentif pajak obligasi reksadana sudah tidak ada lagi sama-sama 10 persen maka industri reksadana terproteksi menjadi tidak menarik lagi buat investor institusi,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Seperti diketahui, pemerintah memberikan keringanan pajak penghasilan (PPh) bunga obligasi untuk investor domestik menjadi 10 persen. Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) total AUM terus mengalami penyusutan sejak awal tahun.

Pada Januari, OJK mencatat dana kelolaan menyentuh level Rp571,26 triliun. Sebuah rekor tertinggi sejak 2013. Namun angka itu terus mengendur hingga ke level Rp536,10 triliun pada Juni. Na’asnya ketika dana kelola mulai bangkit ke level Rp542,54 triliun per Agustus, beleid anyar tersebut ditetapkan.

OJK mencatat reksa dana saham mencatatkan kenaikan 5 persen menjadi Rp127,5 triliun. Begitu juga dengan reksa dana pendapatan tetap menjadi RpRp149,20 triliun. Akan tetapi, penurunan dalam terjadi pada reksa dana terproteksi atau capital protected fund. Tercatat, jumlah dana kelolaan reksa dana terproteksi pada akhir Agustus 2021 menyusut menjadi Rp93,73 triliun dari posisi Rp98,95 triliun.

Oleh sebab itu, Wawan menilai saat ini produk paling potensial bagi investor adalah pasar uang dan pendapatan tetap. Dia merekomendasikan investor memasang strategi 5-3-2 untuk jangka menengah,

“Untuk jangka 3 tahun saya merekomendasikan strategi 5-3-2. Yaitu, 50 persen pada berbasis obligasi, 20 persen pada berbasis saham dan 20 persen ada pasar uang,” imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper