Bisnis.com, JAKARTA – Harga logam mulia paladium spot terjun bebas ke level terendah dalam 12 bulan lantaran permintaan dari produsen otomotif dan prospek substitusi energi melandai setelah harganya melambung pada awal tahun ini.
Paladium sempat menyentuh harga rekor pada awal Mei dan mulai ambruk selama empat hari perdagangan berturut-turut dan menyentuh harga terendah sejak Agustus 2020. Selain paladium, platinum juga mengalami penurunan harga.
Dewan Investasi Platinum Dunia mengatakan harga kedua logam tertekan oleh ekspektasi bahwa produksi otomotif akan tetap terbatas karena kekurangan semikonduktor.
“Kedua logam mulia, terutama paladium, terhantam berat pekan ini karena tekanan permintaan pada produsen otomotif pasti juga akan berdampak pada permintaan paladium dan platinum," ungkap analis pasar ED&F Man, Ed Meir dilansir Bloomberg, Sabtu (11/9/2021).
Pada penutupan perdagangan Jumat (10/9/2021) melorot 41,63 poin atau 1,91 persen atau ke US$2.138 per ons, melanjutkan penurunan 4,7 persen pada hari sebelumnya.
Sementara paladium merosot, harga emas justru menghijau lantaran dolar AS mengalami pelemahan setelah Bank Sentral Eropa memutuskan untuk mengurangi laju pembelian obligasi dan adanya tanda pemulihan pasar tenaga kerja di AS.
Harga emas Comex sempat naik 0,3 persen ke US$1.794 per ons sebelum kembali turun ke US$1.792 per ons. Sementara harga emas spot tercatat turun 0,3 persen ke US$1.787 per ons.