Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (9//2021) menyusul pelemahan dolar AS.
Di sisi lain, penguatan dibatasi oleh spekulasi bahwa Federal Reserve dapat memulai tapering atau pengurangan program stimulus tahun ini. Bank Sentral Eropa (ECB) juga berencana mengurangi pembelian obligasinya.
Dilansir dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange ditutup menguat 6,5 poin atau 0,36 persen ke level US$1.800 dolar AS per troy ounce setelah selama dua hari beruntun berada di bawah level psikologis tersebut.
Dolar AS turun tipis, sementara euro melanjutkan penguatan setelah ECB mengatakan akan memperlambat laju pembelian obligasi di bawah skema darurat pandemi.
Analis pasar senior OANDA Ed Moya mengatakan data klaim pengangguran mingguan AS mendekati level terendah dalam 18 bulan terakhir, sehingga meningkatkan kemungkinan pengumuman tapering The Fed pada Desember.
“Jadi, harga emas akan berkonsolidasi di sekitar level ini,” kata Ed, Kamis (9/9/2021).
Baca Juga
Namun, Ed mengatakan meningkatknya kemungkinan bahwa ECB dapat mulai mengurangi stimulus di tahun ini dapat mendorong penurunan awal emas kembali di bawah US$1.800.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal pengangguran AS turun 35.000 menjadi 310.000 dalam pekan yang berakhir 4 September, level terendah sejak pertengahan Maret 2020 ketika pandemi dimulai.
Emas cenderung naik ketika suku bunga rendah, sementara beberapa investor juga melihat emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus.