Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Terproteksi Paling Terdampak Insentif PPh Bunga Obligasi

Bagi investor institusi malah lebih menarik mengelola obligasi sendiri, daripada menggunakan reksa dana.
ilustrasi investasi
ilustrasi investasi

Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana terproteksi dinilai paling terpengaruh akibat dari pemberian keringanan Pajak Penghasilan (PPh) bunga obligasi untuk investor.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan daya tarik reksa dana terproteksi akan berkurang untuk investor institusi, sehingga reksa dana terproteksi hanya mengandalkan investor ritel.

“Yang paling terpengaruh adalah reksa dana terproteksi karena bagi investor institusi jadi tidak ada insentif pajaknya lagi, terlihat di tahun ini memang dana kelolaan reksa dana terproteksi terus menurun,” kata Wawan kepada Bisnis, Kamis (9/9/2021).

Wawan menjelaskan bagi investor institusi seperti asuransi sebelumnya insentif PPh tersebut akan lebih menarik memiliki obligasi lewat reksa dana terproteksi, karena pajaknya hingga tahun lalu 5 persen.

Namun mulai tahun ini pajak obligasi di reksa dana menjadi 10 persen. Lalu insentif PPh bunga obligasi untuk investor juga berubah dari 15 persen menjadi 10 persen.

Maka ungkap Wawan, bagi investor institusi malah lebih menarik mengelola obligasi sendiri, daripada menggunakan reksa dana. Di mana akan dikenai manajemen fee.

Reksa dana terproteksi pun ungkap Wawan saat ini hanya menarik untuk investor ritel. Hal tersebut dikarenakan minimal pembelian obligasi di luar reksa dana terkecuali obligasi ritel Indonesia (ORI) adalah Rp1 miliar.

“Jadi kalau uang saya di bawah Rp1 miliar dan menginginkan kinerja setara obligasi bisa lewat reksa dana terproteksi,” kata Wawan.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga berpendapat sama lantaran insentif PPh bunga obligasi akan membuat sebagian investor memutuskan untuk berinvestasi langsung dan tidak menggunakan reksa dana.

Oleh karena itu, Rudiyanto menyebutkan adanya kemungkinan penurunan pada dana kelolaan atau asset under management (AUM). Namun dia mengaku saat ini belum memiliki gambaran pasti penurunan AUM ini.

“Reksa dana terproteksi, pendapatan tetap, dan kemungkinan campuran yang investornya institusi [terkena dampak insentif PPh],” papar Rudiyanto.

Lebih lanjut, Rudiyanto menyebutkan untuk investor ritel atau perorangan insentif ini tidak akan memberikan dampak apapun karena tarif pajak obligasi reksa dana sudah lebih dahulu sebesar 10 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper